Upaya Panjang dari Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa upaya pengajuan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional sudah dilakukan sejak 2022.
“Sebetulnya kalau Marsinah itu dari 2022 sudah pernah diajukan, cuma kelengkapannya memang masih minim,” kata Khofifah kepada awak media di Istana Negara, Senin (10/11/2025).
Dorongan agar Marsinah diakui datang dari berbagai serikat buruh di seluruh Indonesia, terutama saat peringatan Hari Buruh atau May Day.
“Ketika May Day itu, hampir serentak seluruh serikat buruh termasuk di Jawa Timur menyuarakan agar Marsinah diajukan sebagai pahlawan nasional," ujarnya.
“Dan ketika disampaikan ke Presiden Prabowo, beliau langsung merespons dengan positif,” tambahnya.
Baca Juga: BPK Temukan Penyimpangan Dana BOS di 10 SMPN Purwakarta, Nilai Kerugian Capai Rp2,2 Miliar
Dikenang Sepanjang Masa
Khofifah menjelaskan bahwa Pemprov Jawa Timur kemudian membentuk posko khusus untuk melengkapi data sejarah Marsinah, mulai dari mengunjungi makam, rumah keluarga, hingga mengumpulkan data primer.
“Kami ingin prosesnya lengkap dan sahih. Ini hasil kerja bersama banyak pihak,” ucapnya.
Kini, nama Marsinah berdiri sejajar dengan tokoh-tokoh besar seperti Soeharto, Gus Dur, dan Sarwo Edhie Wibowo.
Penganugerahan ini menjadi penanda bahwa perjuangan kaum buruh, yang dulu hanya bergema di pabrik-pabrik dan jalanan, kini diakui sebagai bagian dari sejarah nasional.
Marsinah tak lagi sekadar nama dalam lembaran kelam sejarah, melainkan simbol keberanian dan keadilan sosial bagi seluruh pekerja Indonesia.
Marsinah, dari buruh pabrik arloji menjadi pahlawan bangsa.***