China Kukuh! Danantara Kirim Tim ke China, Bahas Negosiasi Utang Kereta Cepat Jakarta–Bandung

photo author
- Minggu, 26 Oktober 2025 | 11:52 WIB
Ilustrasi - Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) melaju di jalur operasionalnya. China menegaskan siap bekerja sama dengan Indonesia untuk menjaga proyek ini tetap berkelanjutan di tengah isu utang. (Instagram/@keretacepat_id)
Ilustrasi - Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) melaju di jalur operasionalnya. China menegaskan siap bekerja sama dengan Indonesia untuk menjaga proyek ini tetap berkelanjutan di tengah isu utang. (Instagram/@keretacepat_id)

China Siap Bantu, Tekankan Manfaat Publik

Pihak China melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Gua Jiakun, menyatakan bahwa Beijing siap membantu memastikan operasional kereta cepat Jakarta–Bandung tetap berjalan lancar.

“Dalam menilai proyek kereta cepat ini, kita tidak hanya melihat angka dan indikator ekonomi, tapi juga manfaat publik dan dampak sosialnya,” ujarnya dalam konferensi pers di Beijing, Oktober 2025.

Menurutnya, proyek ini memiliki potensi besar untuk mendorong pembangunan ekonomi Indonesia dan meningkatkan konektivitas kawasan.

Baca Juga: Misteri Kematian Jesika di Purwakarta: Ayah Menuntut Keadilan, Polisi Kantongi Nama Terduga

Tenor Utang Diperpanjang hingga 60 Tahun

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan bahwa pemerintah Indonesia dan China telah sepakat untuk memperpanjang masa pembayaran utang hingga 60 tahun.

“Kesepakatan ini sudah dicapai beberapa waktu lalu, tapi implementasinya sempat tertunda karena pergantian pemerintahan,” kata Luhut.

Dengan skema baru ini, beban pembayaran tahunan proyek akan turun secara signifikan. Luhut menilai langkah ini menjadi solusi realistis di tengah kondisi keuangan proyek yang sedang berat.

“Dari awal memang proyek ini punya banyak masalah, tapi sekarang kita coba benahi satu per satu,” ujarnya.

Baca Juga: Cara Mencangkok Pohon Jeruk Nipis Beserta Pengurusannya

Bayang-Bayang Utang Masih Menghantui

Proyek Whoosh, yang diresmikan pada 2023 lalu, menelan investasi total 7,27 miliar dolar AS atau sekitar Rp120,6 triliun.

Dari jumlah itu, 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan bunga tetap 2 persen per tahun selama 40 tahun.

Namun, proyek ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) hingga 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp19,9 triliun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X