Survei Poltracking: Dedi Mulyadi Jadi Tokoh Terkuat Kedua Setelah Prabowo untuk Pilpres 2029

Mantan Bupati Purwakarta Dua Periode Dedi Mulyadi Melesat, Jadi Kuda Hitam Potensial di Pilpres 2029

PURWAKARTA ONLINE - Nama Dedi Mulyadi kembali mencuat di panggung nasional. Dalam survei terbaru Poltracking Indonesia, elektabilitas mantan Bupati Purwakarta dua periode itu menempati posisi kedua tertinggi setelah Prabowo Subianto untuk Pilpres 2029.

Berdasarkan hasil survei yang dirilis pada Minggu (19/10/2025), Prabowo Subianto masih unggul dengan elektabilitas 48,5%, disusul Dedi Mulyadi dengan 15,7%, dan Anies Baswedan 6,3%. Nama-nama lainnya masih berada di bawah 5 persen.

Temuan ini mengejutkan banyak pihak karena menandai lonjakan signifikan elektabilitas Dedi Mulyadi, yang kini mulai diperhitungkan sebagai figur nasional potensial penerus kepemimpinan Prabowo di masa depan.

Elektabilitas Dedi Mulyadi Juga Kuat Sebagai Cawapres

Tak hanya di posisi calon presiden, Dedi Mulyadi alias KDM juga menempati posisi kuat di simulasi calon wakil presiden. Dalam survei yang sama, Gibran Rakabuming Raka masih unggul dengan elektabilitas 37,0%, disusul Dedi Mulyadi (13,6%) dan Agus Harimurti Yudhoyono (6,1%).

Artinya, publik mulai melihat Dedi Mulyadi sebagai figur nasional yang fleksibel, bisa diterima baik sebagai calon presiden maupun wakil presiden.

“Peningkatan ini menunjukkan pengakuan publik terhadap karakter dan rekam jejak Dedi Mulyadi, terutama dalam kebijakan pro-rakyat yang dijalankannya di Purwakarta,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, dalam pemaparannya.

Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran Dinilai Positif

Survei Poltracking juga merekam tingkat kepercayaan publik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran mencapai 81,5%, sementara tingkat kepuasan publik berada di angka 78,1%.

Faktor utama yang mendorong kepuasan publik antara lain kepemimpinan tegas Prabowo-Gibran (18,8%), bantuan pemerintah yang tepat sasaran (12,3%), dan Program Makan Bergizi Gratis (10,4%).

Bidang pendidikan menjadi sektor dengan penilaian tertinggi (79%), diikuti kesehatan (76,6%), pertahanan-keamanan (75,5%), dan sosial budaya (74,9%).