Belum Jangkau Target 7.100 Ton per Hari! Kemendagri Soroti Lambatnya Distribusi Beras Bulog, Stok Terancam Rusak

photo author
- Rabu, 20 Agustus 2025 | 19:05 WIB
Ilustrasi pendistribusian beras SPHP ke pasar dan ritel modern untuk masyarakat. ((X.com/PerumBULOG))
Ilustrasi pendistribusian beras SPHP ke pasar dan ritel modern untuk masyarakat. ((X.com/PerumBULOG))

PURWAKARTA ONLINE - Kemendagri kritik lambatnya penyaluran beras SPHP oleh Bulog. Realisasi baru 2,94% dari target, stok beras terancam menumpuk dan rusak di gudang.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyoroti lambatnya penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Perum Bulog.

Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, stok beras di gudang berpotensi rusak dan negara mengalami kerugian besar.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri, Tomsi Tohir, menegaskan bahwa keterlambatan distribusi berdampak langsung pada kenaikan harga beras di pasaran.

Baca Juga: Viral! 6 Negara Ini Ikut Rayakan Kemerdekaan 15 Agustus, Dua Hari Sebelum HUT RI ke-80

“Kalau beras tidak disalurkan, atau disalurkan lambat, dampaknya harga beras jadi naik. Kita belum bisa menurunkannya,” ujar Tomsi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 yang disiarkan melalui YouTube resmi Kemendagri, Selasa (19/8/2025).

Program SPHP 2025 menargetkan penyaluran 1,3 juta ton beras sepanjang Juli–Desember. Artinya, setiap bulan Bulog harus menyalurkan sekitar 216.000 ton atau setara 7.100 ton per hari.

Namun, berdasarkan data Bulog, realisasi distribusi hingga pertengahan Agustus baru mencapai 38.111 ton.

Angka itu setara 2,94 persen dari target, jauh di bawah standar minimal bulanan sebesar 16,5 persen. Tomsi menyebut, capaian ini sangat memprihatinkan.

Baca Juga: Aneh Tapi Unik dan Bikin Gereget! 6 Negara yang Rayakan Kemerdekaan Indonesia, Dua Hari Sebelumnya

“Kalau realisasi baru 2,94 persen dalam sebulan, itu artinya sangat jauh tertinggal,” tegasnya.

Lambatnya distribusi beras tidak hanya memicu harga naik, tetapi juga mengancam kualitas stok. Beras, kata Tomsi, adalah komoditas dengan masa simpan terbatas.

“Beras ini ada masa simpannya. Kalau kelamaan di gudang bisa rusak, harganya turun, bahkan harus dibuang. Itu jelas akan merugikan negara,” jelasnya.

Saat ini, distribusi harian baru mencapai 1.200 ton, masih jauh dari target 7.100 ton per hari.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X