Mutasi TNI Mencuat! Letjen Kunto Arief Wibowo, Jenderal Bintang Tiga Terdampak, Konsolidasi Kekuasaan di Balik Layar?

photo author
- Kamis, 1 Mei 2025 | 20:50 WIB
Letjen Kunto Arief Wibowo, jenderal bintang tiga yang secara mengejutkan digeser dari posisi strategisnya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Dok istimewa)
Letjen Kunto Arief Wibowo, jenderal bintang tiga yang secara mengejutkan digeser dari posisi strategisnya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Dok istimewa)

PURWAKARTA ONLINE - Gelombang mutasi besar-besaran kembali mengguncang tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Tak tanggung-tanggung, ratusan perwira tinggi (Pati) terkena rotasi dan demosi, memicu spekulasi liar tentang agenda tersembunyi di balik keputusan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Sorotan tajam tertuju pada Letnan Jenderal (Letjen) TNI Kunto Arief Wibowo, jenderal bintang tiga yang secara mengejutkan digeser dari posisi strategisnya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Keputusan yang tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 tertanggal 29 April 2025 ini sontak menimbulkan tanda tanya besar.

Baca Juga: Misteri Perempuan Baju Kuning di Warung Madura: Fakta di Balik Video Viral TikTok

Bagaimana mungkin seorang perwira tinggi sekelas Pangkogabwilhan I, yang baru menduduki jabatannya selama empat bulan sejak Desember 2024, tiba-tiba sebagai staf khusus.

Mabes TNI melalui Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI Nugraha Gumilar mencoba meredam spekulasi dengan menyatakan bahwa mutasi ini adalah hal yang rutin dan didasarkan pada kebutuhan organisasi.

Namun, penjelasan ini terasa hambar di tengah fakta bahwa Letjen Kunto, putra mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, termasuk dalam daftar 237 Pati yang dimutasi kali ini.

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, justru melihat mutasi ini sebagai bagian dari konsolidasi kekuasaan Presiden Prabowo Subianto sebagai Panglima Tertinggi TNI.

Baca Juga: Israel Minta Bantuan Internasional, Kebakaran Hutan Capai Skala Terbesar

Menurutnya, langkah ini bertujuan untuk menyelaraskan dinamika internal TNI dengan prioritas politik dan pertahanan negara, serta memastikan bahwa figur-figur yang menjabat sejalan dengan visi dan kebijakan strategis presiden.

"Mutasi besar-besaran ini, termasuk yang dialami Letjen Kunto, sulit dilepaskan dari konteks konsolidasi kekuasaan di tubuh TNI pasca-Pemilu 2024," ujar Fahmi kepada awak media.

"Presiden sebagai Panglima Tertinggi tentu ingin memastikan orang-orang yang loyal dan memiliki visi yang sama menduduki posisi-posisi kunci."

Pernyataan Fahmi seolah mengamini adanya "operasi senyap" di tubuh TNI. Mutasi yang terjadi hanya berselang beberapa bulan setelah mutasi besar-besaran sebelumnya pada Desember 2024.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X