PURWAKARTA ONLINE - Gelombang mutasi besar-besaran kembali mengguncang tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Tak tanggung-tanggung, ratusan perwira tinggi (Pati) terkena rotasi dan demosi, memicu spekulasi liar tentang agenda tersembunyi di balik keputusan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Sorotan tajam tertuju pada Letnan Jenderal (Letjen) TNI Kunto Arief Wibowo, jenderal bintang tiga yang secara mengejutkan digeser dari posisi strategisnya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Keputusan yang tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 tertanggal 29 April 2025 ini sontak menimbulkan tanda tanya besar.
Baca Juga: Misteri Perempuan Baju Kuning di Warung Madura: Fakta di Balik Video Viral TikTok
Bagaimana mungkin seorang perwira tinggi sekelas Pangkogabwilhan I, yang baru menduduki jabatannya selama empat bulan sejak Desember 2024, tiba-tiba sebagai staf khusus.
Mabes TNI melalui Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI Nugraha Gumilar mencoba meredam spekulasi dengan menyatakan bahwa mutasi ini adalah hal yang rutin dan didasarkan pada kebutuhan organisasi.
Namun, penjelasan ini terasa hambar di tengah fakta bahwa Letjen Kunto, putra mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, termasuk dalam daftar 237 Pati yang dimutasi kali ini.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, justru melihat mutasi ini sebagai bagian dari konsolidasi kekuasaan Presiden Prabowo Subianto sebagai Panglima Tertinggi TNI.
Baca Juga: Israel Minta Bantuan Internasional, Kebakaran Hutan Capai Skala Terbesar
Menurutnya, langkah ini bertujuan untuk menyelaraskan dinamika internal TNI dengan prioritas politik dan pertahanan negara, serta memastikan bahwa figur-figur yang menjabat sejalan dengan visi dan kebijakan strategis presiden.
"Mutasi besar-besaran ini, termasuk yang dialami Letjen Kunto, sulit dilepaskan dari konteks konsolidasi kekuasaan di tubuh TNI pasca-Pemilu 2024," ujar Fahmi kepada awak media.
"Presiden sebagai Panglima Tertinggi tentu ingin memastikan orang-orang yang loyal dan memiliki visi yang sama menduduki posisi-posisi kunci."
Pernyataan Fahmi seolah mengamini adanya "operasi senyap" di tubuh TNI. Mutasi yang terjadi hanya berselang beberapa bulan setelah mutasi besar-besaran sebelumnya pada Desember 2024.
Artikel Terkait
Guru Gembul: Lawan Bully dan Tegakkan Kebenaran, Jangan Putus Asa!
Dedi Mulyadi Bikin Heboh! 4 Kebijakan Kontroversial Gubernur Jabar
BRImo FSTVL 2024 Umumkan Pemenang, Hadiah BMW hingga Tabungan Emas
Karier Militer Mentereng Letjen TNI Kunto Arief Wibowo Berakhir di Staf Khusus KSAD, Ada Apa? Ini Alasannya
Aura Cinta Viral Usai Debat dengan Dedi Mulyadi, Siapa Dia Sebenarnya?
Fakta-Fakta Aura Cinta, Sosok di Balik Video Viral Debat Bareng Dedi Mulyadi
BAIC X55 II Resmi Hadirkan Varian Baru, Harga Turun Drastis Mulai Rp380 Juta
Konten Fesyen hingga Iklan Produk, Ini Sisi Lain Aura Cinta yang Jarang Diketahui
Aura Cinta dan Dedi Mulyadi Viral: Sosok Berani, Cerdas, dan Penuh Misteri di Balik Debat Heboh
Guru Bongkar Identitas Asli Aura Cinta: Nama Asli Bukan Aura, Masuk Sekolah Lewat Jalur Tidak Mampu