Singkong Panjang dan Boboko Sayuran, Simbol Harapan Petani Purwakarta untuk Abang Ijo Hapidin

photo author
- Kamis, 20 Februari 2025 | 19:43 WIB
Wakil Bupati Purwakarta, Abang Ijo Hapidin disambut meriah para petani sepulang pelantikan. Kamis (20/2/2025). (Dok. Purwakarta Online/Enjang Sugianto)
Wakil Bupati Purwakarta, Abang Ijo Hapidin disambut meriah para petani sepulang pelantikan. Kamis (20/2/2025). (Dok. Purwakarta Online/Enjang Sugianto)

PURWAKARTA ONLINE – Ribuan masyarakat dari berbagai pelosok desa membanjiri kota Purwakarta, Kamis sore tadi, untuk menyambut Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Saepul Bahri Binzein dan Abang Ijo Hapidin. Suasana histeris menyelimuti jalan-jalan saat mobil yang ditumpangi kedua pemimpin baru itu melintas. Namun, yang paling menarik perhatian adalah hadiah simbolis dari para petani: sebatang singkong yang sangat panjang dan sebuah boboko (tempat nasi khas Sunda) berisi beragam sayuran.

Dongdang Hasil Bumi, Ekspresi Syukur Petani

Dongdang, rangkaian hasil bumi yang digotong oleh empat orang, menjadi iring-iringan utama dalam penyambutan ini. Para petani seolah ingin menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menyambut pemimpin baru, tetapi juga mensyukuri kesuburan tanah yang telah menghidupi mereka selama ini. Singkong panjang yang diberikan kepada Abang Ijo Hapidin bukan sekadar hadiah, melainkan simbol harapan akan kebijakan yang berpihak pada petani.

Abang Ijo, yang merupakan petani muda dan pengusaha agribisnis, memang bukan nama baru di Purwakarta. Sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) di kabupaten ini, dia telah lama dikenal sebagai sosok yang gigih memotivasi petani muda untuk bangga bertani dan mengelola lahan dengan baik. Kemenangannya sebagai Wakil Bupati Purwakarta dalam Pilkada 2024 seolah menjadi bukti bahwa petani bisa menjadi pemimpin.

Harapan Baru di Tengah Keresahan

Meski begitu, tidak semua cerita di Purwakarta berwarna cerah. Kebijakan baru dari pemerintah pusat, terutama yang berkaitan dengan efisiensi, telah menimbulkan keresahan di kalangan petani. Penundaan honor dan beberapa masalah lain mulai mencuat di media sosial. Namun, masyarakat Purwakarta tampaknya memilih untuk fokus pada harapan baru yang dibawa oleh Abang Ijo dan Saepul Bahri.

"Kami percaya, Abang Ijo mengerti kebutuhan kami karena dia berasal dari kalangan kami," ujar salah seorang petani yang hadir dalam penyambutan tersebut. Identitas Abang Ijo sebagai petani dan aktivis pertanian memang menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat Purwakarta, yang mayoritas bergantung pada sektor pertanian.

Taman Air Mancur Sri Baduga Kembali Hidup

Malam itu, Taman Air Mancur Sri Baduga, ikon Purwakarta di era kepemimpinan Dedi Mulyadi, kembali dioperasikan setelah lama mati. Kehadiran air mancur yang megah seolah menjadi simbol kebangkitan baru bagi Purwakarta. Dedi Mulyadi, yang dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat bawah, memang meninggalkan warisan kebijakan yang populer di kalangan petani dan masyarakat pedesaan.

Abang Ijo dan Saepul Bahri, yang menampilkan wajah Dedi Mulyadi dalam spanduk-spanduk kampanye mereka, seolah ingin melanjutkan estafet kepemimpinan yang berpihak pada rakyat kecil. Kombinasi antara latar belakang petani dan afiliasi keagamaan (Abang Ijo adalah ketua LPPNU) membuat pasangan ini berhasil meraih suara mayoritas, mengalahkan tiga pasangan calon lainnya.

Purwakarta, Kota Pensiunan yang Kini Jadi Harapan Petani

Purwakarta, yang selama ini dikenal sebagai "kota pensiunan", kini mulai menunjukkan wajah baru. Dengan mayoritas lahan pertanian di bagian utara untuk pangan dan zona hijau di selatan yang dijaga dari industrialisasi, kabupaten ini memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan nasional. Kehadiran Abang Ijo sebagai Wakil Bupati diharapkan bisa membawa angin segar bagi sektor pertanian.

"Kami berharap, kebijakan ke depan bisa lebih memihak pada petani kecil," kata seorang petani yang membawa dongdang berisi padi dan sayuran. Harapan itu terasa begitu nyata, terutama ketika melihat antusiasme ribuan petani yang tumpah ruah menyambut pemimpin baru mereka.

Memimpin Indonesia, atau bahkan sebuah kabupaten seperti Purwakarta, memang tidak pernah mudah. Setiap kebijakan yang lahir pasti membawa dampak positif bagi sebagian orang, namun juga bisa menimbulkan penderitaan bagi yang lain. Namun, di Purwakarta, setidaknya untuk saat ini, harapan itu terasa lebih besar daripada keresahan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X