Dilema Besar, Makan Siang Gratis di Bawah Pemerintahan Prabowo-Gibran: Antara Harapan dan Kekhawatiran

Purwakarta Online - Program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, telah menjadi perbincangan hangat dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Meskipun penuh harapan bagi sebagian pihak, program ini juga menuai kekhawatiran terkait potensi defisit APBN tahun mendatang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperingatkan perlunya penilaian seksama terhadap program makan siang gratis tersebut, mengingat potensi dampak terhadap kondisi keuangan negara.

"Program makan siang gratis harus dikaji secara seksama, termasuk potensi defisit APBN 2025," ungkap Menteri Sri Mulyani.

Baca Juga: Panglima TNI Agus Sugianto dan Kapolri Sigit Prabowo Saksikan Penghargaan Istimewa untuk Prabowo Subianto dari Presiden Jokowi

Namun demikian, Menko Bidang Perekonomian, Erlangga Harto, menegaskan bahwa pendanaan untuk program tersebut masuk dalam RAPBN 2025 demi kelancaran transisi pemerintahan.

"Selain demi kelancaran transisi pemerintahan, pendanaan makan siang gratis masuk RAPBN 2025 karena akan langsung dilaksanakan tahun depan jika Prabowo-Gibran resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pilpres," jelas Menko Erlangga.

Program makan siang gratis ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan.

Namun, beberapa pihak juga mengungkapkan kekhawatiran terkait kesiapan infrastruktur dan anggaran yang dibutuhkan untuk menyukseskan program ini.

Baca Juga: Prabowo Subianto Serahkan Kunci Kendaraan Listrik kepada Panglima TNI dan Kapolri

Dalam diskusi RAPBN 2025, terjadi pemantapan terkait pengaturan anggaran untuk mendukung program makan siang gratis ini.

Namun, keputusan akhir terkait implementasi dan alokasi anggaran masih menunggu keputusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait hasil Pilpres.***