Tragedi Maut di Gaza: Eskalasi Konflik di Timur Tengah

photo author
- Rabu, 18 Oktober 2023 | 23:34 WIB
Ledakan di Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Gaza. (Media sosial X)
Ledakan di Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Gaza. (Media sosial X)

PurwakartaOnline.com - Ledakan mengerikan terjadi di Rumah Sakit Al Ahli Arab di Kota Gaza kemarin, mengakibatkan ratusan orang tewas. Rumah sakit tersebut dipenuhi ribuan warga sipil yang mencari perlindungan.

Otoritas Palestina menyatakan bahwa ledakan disebabkan oleh serangan udara Israel. Namun, militer Israel membantah dan mengklaim bahwa ledakan mematikan tersebut disebabkan oleh roket militan Palestina yang meleset, bukan serangan Israel. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan bahwa diperkirakan jumlah korban tewas akan terus bertambah.

Kejadian ini memperparah krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, saat Presiden Biden dijadwalkan tiba di Israel hari ini. Bahkan sebelum ledakan di rumah sakit, tim penyelamat sudah kesulitan membebaskan lebih dari seribu orang yang terperangkap di bawah reruntuhan, dan pertikaian pecah terkait alokasi roti.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: Ramdanu Bungkam 2 Tahun Karena Diancam oleh Pelaku Lain

Israel menyatakan bahwa mereka telah meningkatkan serangan udara di kota-kota selatan Gaza, Khan Younis dan Rafah. Menurut otoritas Palestina, kampanye pengeboman Israel telah menewaskan 2.800 orang dan melukai 10.000 lainnya, sementara perintah evakuasi Israel telah menggusur setidaknya 600.000 orang, menurut PBB.

Upaya diplomatik yang dipimpin oleh AS untuk menyediakan bantuan dan perlindungan bagi dua juta penduduk Gaza hingga saat ini belum menghasilkan banyak hasil. Perlintasan Rafah ke Mesir adalah satu-satunya pintu potensial bagi penduduk untuk melarikan diri dan untuk suplai masuk, namun tetap tertutup, dan blokade Israel telah menghalangi kebutuhan dasar dari mencapai Gaza.

Pejabat AS dan Israel telah sepakat untuk bekerja sama dalam mengembangkan rencana untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza dan mendirikan "zona-zona aman." Upaya diplomatik terpisah yang dipimpin oleh AS dan Qatar — sebuah negara kecil dengan hubungan yang luas dengan kelompok-kelompok militan — difokuskan pada negosiasi pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Baca Juga: Meningkatkan Bisnis dengan Agensi Kreatif: Memahami Jenis dan Layanan Mereka

Kelompok bantuan dan hak asasi manusia telah meningkatkan kritik terhadap pengeboman Israel dan perintah evakuasi. Pejabat Israel tidak membantah bahwa mereka menyasar bangunan-bangunan perumahan dan masjid atau membunuh dan melukai nonkomandan. Namun, mereka bersikeras bahwa mereka menargetkan pejabat-pejabat Hamas, gudang senjata, terowongan, dan rumah-rumah aman, yang semuanya terkait erat dengan infrastruktur sipil di Gaza.

Dukungan AS

Pentagon telah memerintahkan sekitar 2.000 pasukan tambahan untuk bersiap-siap berangkat ke Timur Tengah. Pasukan ini akan memberikan saran dan dukungan medis kepada pasukan Israel, bukan berpartisipasi dalam pertempuran, demikian diungkapkan oleh pejabat-pejabat.

Eskalasi konflik di Gaza telah menimbulkan keprihatinan mendalam di seluruh dunia. Pihak-pihak terlibat perlu mencari solusi damai dan membuka jalan untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang mendesak kepada warga sipil yang terdampak. Semoga situasi ini segera membaik dan perdamaian dapat diwujudkan di Timur Tengah.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X