Ia menegaskan bahwa keluarga seharusnya hadir sebagai penopang, bukan penambah beban.
Keluarga yang baik adalah yang menguatkan dan memberi ruang bagi ibu untuk belajar menjalani peran barunya.
3. Masa Kehamilan: Perubahan Emosi yang Wajar
Kehamilan pertama biasanya membuat wanita kaget dengan perubahan emosinya.
Hormon naik-turun, tubuh cepat lelah, perasaan mudah sedih atau marah, semua itu normal.
Justru pada fase ini, peran keluarga sangat dibutuhkan agar ibu tidak merasa sendirian.
Baca Juga: Pabrik Eks Nissan di Purwakarta Hidup Lagi, Peluang Lapangan Kerja Baru Menguat Jelang 2026
4. Beban Mental Ibu Tidak Boleh Ditanggung Sendiri
Bidan Hilmy menekankan bahwa menjaga kesehatan mental ibu merupakan tanggung jawab bersama.
Suami dan keluarga perlu belajar memahami apa yang dirasakan ibu, bukan sekadar menuntut ibu untuk kuat.
“Suami dan keluarga juga harus belajar,” ujarnya.
5. Deteksi Dini Gangguan Mental
Suami perlu peka terhadap perubahan perilaku, seperti:
- Ibu sering melamun
- Mudah menangis
- Kehilangan semangat
- Menarik diri dari keluarga
- Sulit tidur
- Terlihat cemas berlebihan
Jika tanda ini muncul, keluarga harus segera mendampingi ibu untuk mendapatkan bantuan tenaga kesehatan.
Baca Juga: BRI Peduli Rayakan Hari Guru Nasional di Bogor, Salurkan Bantuan dan Apresiasi untuk Guru