PURWAKARTA ONLINE - Kehamilan bukan hanya soal fisik. Ada perjalanan mental panjang yang harus dilalui seorang ibu, terutama ketika menghadapi kehamilan pertama.
Dalam wawancara eksklusif di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta pada Selasa 25 November 2025, Bidan Hilmy Hafizha, A.Md.Keb., menegaskan bahwa dukungan suami dan keluarga adalah pilar utama bagi stabilitas mental ibu hamil maupun ibu baru melahirkan.
1. Kenapa Dukungan Suami Jadi Faktor Terpenting?
Bidan Hilmy menyampaikan bahwa suami adalah orang terdekat yang paling mampu mempengaruhi emosi ibu hamil.
Tanpa dukungan yang baik, ibu bisa sangat rentan mengalami stres, kecemasan, hingga baby blues.
Baca Juga: Gebyar Pelantikan 4.408 PPPK Paruh Waktu Purwakarta, Om Zein Puji Dedikasi Pegawai
Menurutnya, bentuk dukungan tidak harus spektakuler. “Selain materi dan doa, suami juga harus meningkatkan perhatian,” jelasnya.
Dukungan sederhana yang dibutuhkan ibu antara lain:
- Mendengarkan tanpa menghakimi
- Membantu pekerjaan rumah
- Mengingatkan makan tepat waktu
- Menemani kontrol kehamilan
- Memberi pelukan saat ibu merasa takut
Sederhana, tapi dampaknya kuat.
2. Tekanan Keluarga yang Tak Disadari
Bidan Hilmy mengingatkan bahwa keluarga sering tanpa sengaja memberi tekanan yang membuat ibu muda makin cemas.
Kalimat seperti:
- “Dulu ibu hamil biasa saja.”
- “Harusnya kamu kuat dong.”
- “Jangan manja.”
Bisa melukai mental ibu.