Untuk memperluas basis investor, BRI melakukan stock split dua kali.
Pertama pada Januari 2011 dengan rasio 1:2, dan kedua pada November 2017 dengan rasio 1:5.
Tujuannya jelas, agar harga saham lebih terjangkau bagi investor ritel.
Baca Juga: Viral Video Pria Disekap Komplotan di ATM Plaza Pondok Gede, Motor Raib dan Uang Jutaan Ludes
Posisi BRI Saat Ini dan Prospek ke Depan
Memasuki era 2020-an, kinerja saham BBRI tetap menunjukkan daya tahan.
Pada 2022, kapitalisasi pasar BRI menembus Rp700 triliun.
Bahkan pada 28 Desember 2023, harga saham sempat menyentuh all time high di Rp5.725 per saham, dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp867 triliun.
Memang, sepanjang 2025 pergerakan saham BBRI diwarnai fluktuasi.
Faktor global dan domestik ikut memengaruhi.
Namun, per September 2025, kapitalisasi pasar BRI masih berada di kisaran Rp591,1 triliun.
Baca Juga: Kisah Abah Dalang Jadi Alarm Keras: KDM Dorong Akses Jalan Demi Hak Kesehatan Warga Terpencil
Posisi ini menempatkan BRI sebagai bank terbesar keempat di Asia Tenggara dan salah satu bank terbesar di dunia.
Corporate Secretary BRI, Dhanny, menyampaikan bahwa perjalanan panjang BBRI di pasar modal mencerminkan konsistensi strategi bisnis dan transformasi berkelanjutan.
Menurutnya, fondasi tersebut menjadi kunci dalam menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.