PURWAKARTA ONLINE - Menjelang akhir 2025, dunia berada di fase yang rapuh. Banyak hal bisa berjalan ke arah yang salah.
Gambaran ini disampaikan James Riady dalam forum KADIN Friday Breakfast, pertemuan penutup tahun Kadin Indonesia di Jakarta.
Menurut James, 2026 berpotensi menjadi tahun penuh risiko global. Ada perlambatan ekonomi dunia yang lebih tajam.
Proteksionisme meningkat. Ketidakstabilan energi mengintai. Konflik berkepanjangan belum menemukan ujung.
Baca Juga: BRI Ikut Sindikasi Rp2,2 Triliun, Flyover Sitinjau Lauik Jadi Harapan Baru Sumatera Barat
Disrupsi teknologi bahkan melampaui kemampuan adaptasi banyak negara.
Secara geopolitik, dunia memasuki era paling tidak terduga dalam beberapa dekade.
Kompetisi negara besar semakin keras. Aliansi bergeser cepat. Ketegangan regional punya potensi dampak global.
Dari sisi finansial, kerentanan baru bermunculan. Banyak aset berada di valuasi tinggi dan sensitif terhadap guncangan.
Baca Juga: Taruhan Nomor Satu Porinju Veliyath Turun 75 Persen Beginilah Investor Ulung Tetap Bertahan
Sistem perbankan di sejumlah negara belum sepenuhnya pulih. Era suku bunga tinggi untuk waktu lama menjadi tekanan serius bagi dunia usaha.
Belum lagi faktor sosial dan politik. Tahun 2026 akan diwarnai pemilu di negara-negara kunci.
Amerika Serikat, Brasil, Bangladesh, hingga sejumlah negara Eropa.
Semua bisa memicu volatilitas pasar dan ketidakpastian kebijakan.