- Wakaf produktif dikembangkan jadi pusat bisnis.
Baca Juga: Wajib Bawa! 5 Alat Penting Saat Mudik 2025 Hadapi Cuaca Ekstrem dan Banjir
Mengapa Gereja Eropa Bisa Kalah?
1. Church of England terlalu bergantung pada properti bersejarah yang mahal perawatannya.
2. Church of Sweden andal di investasi saham, tapi kurang di bisnis riil.
3. Sementara, Muhammadiyah menggabungkan keduanya: bisnis nyata + investasi modern.
Tak semua setuju dengan model ini.
Di tengah ketimpangan ekonomi Indonesia, kisah Muhammadiyah membuktikan, organisasi keagamaan bisa kaya tanpa kehilangan jiwa sosialnya.***
Artikel Terkait
Om Zein Fokus Robohkan Pasar Jumaah, Solusi Relokasi Segera Dijalankan
Kasus Gratifikasi Mobil Mewah di Purwakarta, Kejari Geledah Kantor PDAM dan Setda
Purwakarta Jadi Pusat Perakitan BAIC, Siapkan Tenaga Kerja Lokal
Wajib Bawa! 5 Alat Penting Saat Mudik 2025 Hadapi Cuaca Ekstrem dan Banjir
Beasantri Purwakarta 2025 Dibuka, 628 Santri Ikuti Seleksi Ketat dengan Sistem Leveling
BRI Bagikan Dividen Rp51,73 Triliun di RUPST 2025, Siap Buyback Rp3 Triliun dan Ubah Struktur Direksi
Dedi Mulyadi Lakukan Pemutihan Pajak Kendaraan, Langkah Nyata Bantu Warga Jabar
Dapat Aduan, Abang Ijo Hapidin Langsung Geruduk PT GHMK!
Hery Gunardi Jadi Dirut BRI Baru, Lanjutkan Estafet Kepemimpinan setelah Sukses Bangun BSI
Gerbang DPRD Kuningan Dijebol Massa Aksi Tolak UU TNI, Ricuh dengan Aparat