PURWAKARTA ONLINE - Gunung Parang di Kabupaten Purwakarta kini dikenal luas sebagai wisata panjat tebing bertaraf internasional.
Dengan tinggi 963 meter di atas permukaan laut, gunung batu andesit purba ini berada di Desa Sukamulya, Kecamatan Plered.
Uniknya, Gunung Parang diapit dua bendungan besar: Jatiluhur dan Cirata, menjadikannya pemandangan megah sekaligus misterius.
Sejak 2013, gunung ini dikembangkan menjadi destinasi wisata ekstrem. Jalur via ferrata (tangga besi) yang menempel langsung di dinding batu serta hotel gantung pertama di Indonesia membuatnya populer hingga mancanegara.
Tetapi, di balik daya tarik wisata, Gunung Parang menyimpan legenda, mitos, dan jejak sejarah Kerajaan Pajajaran yang jarang diungkap.
Baca Juga: Mengenal Siklon Tropis Bualoi: Dampak, Risiko, dan Cara Mengantisipasinya
Legenda Asal-Usul Gunung Parang
Menurut cerita rakyat, Gunung Parang terbentuk karena “proyek para dewa” yang gagal. Konon, para dewa berniat membangun sebuah gunung hanya dalam satu malam.
Manusia dilarang melihat prosesnya. Namun, seorang gadis turun ke sungai untuk mencuci beras.
Ia tanpa sengaja melihat bukit sedang dibangun. Melihat itu, para dewa menghentikan pekerjaan mereka.
Karena “urung” atau tidak jadi diselesaikan, gunung tersebut disebut Gunung Urung yang kemudian berubah sebutan menjadi Gunung Parang.
“Legenda ini sudah lama diceritakan turun-temurun. Masyarakat percaya gunung ini tidak sepenuhnya selesai dibangun,” jelas seorang warga Sukamulya.
Baca Juga: Lirik Lagu Tepuk Sakinah yang Viral di Media Sosial
Jejak Kerajaan Pajajaran dan Prabu Siliwangi