PURWAKARTA ONLINE - Di balik keputusan Aurel menjadi sugar baby, tersembunyi tekanan sosial, pengaruh sahabat, dan dilema moral khas generasi muda masa kini.
Bagi sebagian remaja Gen Z, pilihan hidup terkadang tak lagi dibentuk oleh keluarga atau nilai tradisional—melainkan oleh realita sosial dan pengaruh pertemanan. Aurel adalah gambaran dari kegelisahan itu.
Dalam serial Sugar Daddy, ia memutuskan menjadi sugar baby karena saran sahabatnya.
Tapi apa yang tampak mudah, ternyata membawa konsekuensi emosional yang tak ringan.
Latar Serial dan Konteks Sosial
Sugar Daddy, tayang di Vision+ dan Viu, adalah drama psikologis sosial yang membongkar sisi gelap relasi sugar baby–sugar daddy, terutama di kalangan remaja urban.
Ceritanya fokus pada Aurel (Megan Domani), gadis cerdas namun terjebak dalam tekanan ekonomi dan keluarga, serta Bella (Amara Sophie), sahabat yang mendorongnya untuk “memanfaatkan peluang”.
Baca Juga: Ketika Trauma Bertemu Cinta: Derry Masih Mengenang Istri, Aurel Mengejar Harapan
Tekanan dari Teman Sebaya
Dalam banyak kasus, tekanan tidak datang dari lingkungan luar, tapi dari orang terdekat. Bella, sahabat Aurel, menjadi tokoh penting yang memengaruhi keputusannya.
Ia meyakinkan Aurel bahwa menjadi sugar baby bisa menjadi "jalan pintas" menuju kehidupan yang lebih baik.
Aurel: Simbol Dilema Gen Z
Aurel bukan tokoh lemah. Ia kuat, pintar, dan berani.
Tapi realita hidup membuatnya rentan. Serial ini menjadikan Aurel representasi anak muda zaman sekarang yang hidup di persimpangan: antara idealisme dan kepraktisan, antara moral dan keinginan untuk bebas secara finansial.