trending

Kontroversi Putusan MK dan Fenomena "Pilpres Sayang Anak": Perspektif Yusril Ihza Mahendra

Minggu, 29 Oktober 2023 | 15:33 WIB
Yusril Ihza Mahendra diisukan jadi Menko Polhukam (Foto: Gorajuara/ Instagram/ @yusrilihzamhd)

PurwakartaOnline.com - Kontroversi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dikeluarkan dalam Nomor 90/PUU-XXI/2023 beberapa waktu lalu, telah menjadi perbincangan hangat dalam jagad politik Indonesia. Putusan ini menciptakan gelombang pro dan kontra yang mengejutkan banyak pihak. Namun, apakah kita benar-benar memahami implikasi mendalam dari putusan MK ini?

Menurut Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra, "Guyonan itu dapat menjadi serius. Sebab, kata dia, hal tersebut akan menimbulkan implikasi yang luar biasa."

Dalam sebuah diskusi di AONE Hotel, Jakarta Pusat, Yusril menjelaskan bahwa putusan MK ini akan membawa dampak yang berkepanjangan, tergantung pada bagaimana pihak yang diuntungkan dalam menyikapinya.

Yusril mengatakan bahwa, meskipun putusan ini sah dan berlaku, bagaimana pihak-pihak yang diuntungkan meresponsnya adalah hal yang menentukan.

Baca Juga: Debt Collector Culik Istri Orang: Cara Menagih Utang Semakin Berlebihan!

"Hanya saya mengatakan terserah pada orang bersangkutan," ungkapnya.

Yusril menekankan bahwa ia akan memilih untuk tidak memanfaatkan putusan tersebut jika ia berada dalam posisi yang diuntungkan, terutama jika itu menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan. Ia meyakini bahwa seorang yang berjiwa besar akan memilih untuk tidak memanfaatkan situasi tersebut dan akan menunjukkan penghormatan yang tinggi terhadap integritas hukum dan kebijakan negara.

Pandangan Yusril ini memberikan kita pemahaman mendalam tentang bagaimana putusan MK ini dapat menjadi bahan perdebatan yang terus berlanjut dalam politik Indonesia. Implikasi dan dampaknya mungkin tidak hanya sebatas masalah hukum, tetapi juga menjadi faktor yang memengaruhi perjalanan politik di masa depan.

Selain kontroversi putusan MK, Yusril Ihza Mahendra juga membahas fenomena menarik yang disebut sebagai "pilpres sayang anak." Dalam diskusi tersebut, ia menceritakan pertemuannya dengan seorang tokoh yang menggunakan frasa tersebut.

Baca Juga: Gusdurian: Menegaskan Komitmen Damai dan Tidak Berpihak di Pilpres 2024

"Pilpres sayang anak," kata tokoh tersebut.

Yusril pun bertanya, "Apa yang dimaksud pilpres sayang anak ini?"

Penggunaan istilah ini muncul karena semakin banyak orang yang pernah menjabat sebagai presiden atau tokoh politik ternama mendorong anak-anak mereka untuk ikut serta dalam pemilihan presiden.

Pak SBY mencalonkan AHY, Prabowo mendukung Yenny Wahid sebagai calon wakil presiden, dan Gibran, anak dari Jokowi, juga mencalonkan diri. Semua ini, menurut Yusril, menciptakan nuansa "sayang anak." Ia menekankan bahwa keberuntungan menjadi anak presiden membawa peluang yang besar dalam dunia politik.

Halaman:

Tags

Terkini