Bisnis Mark Zuckerberg bobol 725 dolar, kasus 87 juta pengguna Facebook!

- Jumat, 23 Desember 2022 | 16:00 WIB
Mark Zuckerberg adalah pemilik perusahaan besar dunia Facebook yang berganti nama menjadi Meta (https://excellentpix.com/)
Mark Zuckerberg adalah pemilik perusahaan besar dunia Facebook yang berganti nama menjadi Meta (https://excellentpix.com/)

PURWAKARTA ONLINE, Jakarta - Meta Platforms Inc setuju untuk membayar kerugian senilai 725 dolar Amerika Serikat untuk gugatan class action yang melibatkan Facebook dengan firma konsultan politik Cambridge Analytica.

Dalam berkas pengadilan, seperti diberitakan Reuters pada Jumat, penyelesaian itu ditawarkan untuk kasus akses data tidak sah yang dilakukan Cambridge Analytica terhadap 87 juta pengguna Facebook pada 2018.

Tim pengacara penggugat mengatakan penyelesaian yang diajukan itu adalah nilai yang terbesar dalam gugatan class action di AS untuk privasi data, juga yang terbesar yang pernah dibayarkan Meta untuk gugatan class action.

Baca Juga: 25 juta pesan per detik saat final Piala Dunia 2022, Mark Zuckerberg sumringah!

"Penyelesaian bersejarah ini akan memberikan rasa lega pada masyarakat untuk kasus privasi yang kompleks dan baru pernah terjadi," kata ketua tim pengacara penggugat Derek Loeser dan Lesley Weaver.

Dalam berkas penyelesaian itu, Meta tidak menyatakan melakukan kesalahan, yang harus melalui persetujuan hakim federal di San Francisco.

Meta melalui pernyataan resmi mengatakan penyelesaian itu "demi kebaikan bersama komunitas dan pemegang saham kami".

Baca Juga: Menurut Rektor IPB, Arif Satria, pria melambai salah satu faktornya adalah residu pestisida!

"Selama lebih dari tiga tahun belakangan kami mengubah pendekatan kami terhadap privasi dan menerapkan program privasi yang komprehensif," kata Meta.

Cambridge Analytica, yang kini sudah tidak beropasi, adalah konsultan untuk kampanye Donald Trump ketika mencalonkan diri sebagai presiden AS pada 2016. 

Perusahaan itu mendapatkan akses terhadap informasi pribadi dari jutaan akun Facebook.

Baca Juga: Wulan Astuti dari Purwakarta Juara Terfavorit ke-2 Petani Milenial Perkebunan Jabar 2022!

Data itu digunakan untuk membuat profil dan menargetkan pengguna. 

Cambridge Analytica mendapatkan akses tanpa persetujuan pengguna dari seorang peneliti yang diizinkan Facebook untuk memasang sebuah aplikasi yang bisa mengumpulkan data pengguna.

Halaman:

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X