PURWAKARTA ONLINE - Indonesia kembali mencatatkan inovasi membanggakan di bidang energi. Seorang pemuda asal Jonggol, Muhammad Ikhlas Thamrin, berhasil menciptakan bahan bakar ramah lingkungan dari jerami, yang diberi nama Bobibos, singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!
Ikhlas yang juga CEO PT Inti Sinergi Formula menjelaskan, 3.000 liter Bobibos dapat dihasilkan dari sekitar 9.000 ton jerami, atau limbah setara satu hektare sawah padi.
“Jerami kering kami ekstraksi menggunakan serum melalui lima tahap proses dengan mesin rancangan sendiri,” ujarnya di Jonggol, Jawa Barat, Selasa (11/11/2025).
Bahan bakar berbasis nabati ini langsung mencuri perhatian publik karena diklaim memiliki angka oktan (RON) 98, setara dengan bahan bakar kelas premium seperti Pertamax Turbo.
Tak hanya itu, Bobibos disebut lebih ramah lingkungan karena terbuat dari limbah pertanian yang melimpah di Indonesia.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pun ikut menjajal bahan bakar inovatif tersebut menggunakan traktor di Lembur Pakuan, Subang.
Ia bahkan menawarkan limbah jerami dari 1.200 hektare sawah untuk mendukung produksi Bobibos.
Menurut Ikhlas, potensi pengembangan Bobibos sangat besar. “Bahan bakar ini bisa diproduksi dari Sabang sampai Merauke. Harapannya, harga jual bisa di bawah Rp10 ribu per liter,” katanya.
Tak hanya pemerintah daerah, dua negara di Asia dan satu di Eropa serta Brasil disebut sudah menyatakan ketertarikan terhadap Bobibos.
Namun, pihaknya kini fokus pada kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk memproduksi secara nasional.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM menegaskan, Bobibos tetap harus melalui uji mutu dan sertifikasi resmi sebelum dapat dipasarkan. Proses ini diperkirakan memakan waktu sekitar delapan bulan.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan pemerintah akan mempelajari lebih dalam inovasi ini. “Kita pelajari dulu ya, kita pelajari dulu,” ujarnya singkat.
Jika lolos uji, Bobibos berpotensi menjadi bahan bakar alternatif nasional yang bukan hanya memperkuat kedaulatan energi, tapi juga membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian dan riset teknologi.***