Guru Gembul Ungkap 2 Fase Kehidupan Manusia: Kematian Bisa Diprediksi Melalui Sperma

Menurut Guru Gembul, ada mekanisme misterius yang mengatur agar makhluk hidup menjaga keseimbangan dalam ekosistem mereka.

Ketika makhluk yang rentan mati mempertahankan kemampuan reproduksinya, probabilitas menjadi mangsa bagi pemangsa alami seimbang dengan kemampuan reproduksi mereka.

Ini menggambarkan konsep bahwa organisme lebih berfungsi sebagai inang gen daripada sebagai individu.

Baca Juga: Puskesmas Mojo Pemalang: Dugaan Perlambat Pelayanan Pasien BPJS Berusia 62 Tahun Demi 'Pasien Prioritas'

Hubungan antara Reproduksi dan Kematian

Guru Gembul menyatakan bahwa gen dalam tubuh manusia memiliki dorongan kuat untuk mereplikasi diri mereka.

Karena itulah, manusia memiliki dorongan seksual yang kuat, yang pada dasarnya adalah upaya gen untuk memastikan reproduksi.

Setelah reproduksi terjadi, dorongan tersebut cenderung mereda.

Ini menjelaskan mengapa beberapa laki-laki kehilangan minat seksual mereka setelah berhubungan intim.

Setelah gen berhasil mereplikasi diri, dorongan tersebut hilang, dan manusia menjadi "inang" yang bertanggung jawab untuk menjaga spesiesnya.

Namun, ada juga kelemahan dalam mekanisme ini.

Semakin sering individu manusia melakukan reproduksi, semakin rentan mereka terhadap kematian.

Ketika sperma yang dihasilkan oleh seorang pria sedikit, ini menjadi indikasi bahwa tubuhnya berisiko mengalami kematian dalam waktu dekat.

Baca Juga: Membongkar Pesan di Balik 5 Kuburan Baru di Pinggir Jalan Raya di Desa Cinangka Purwakarta

Pola Umur dan Prediksi Kematian