Cara membedakan nyeri pinggang akibat saraf kejepit dengan nyeri biasa!

photo author
- Selasa, 1 November 2022 | 20:00 WIB
ILUSTRASI - Saraf kejepit baiknya jangan diremehkan. (Media Pakuan-Pikiran Rakyat)
ILUSTRASI - Saraf kejepit baiknya jangan diremehkan. (Media Pakuan-Pikiran Rakyat)

PURWAKARTA ONLINE, Jakarta - Saraf kejepit merupakan kondisi berbahaya yang biasanya ditandai dengan rasa nyeri di area tubuh tertentu, termasuk di area pinggang.

Meskipun begitu, beberapa orang masih sulit membedakan nyeri pinggang biasa dengan yang berbahaya.

Apalagi, mengutip dari Mayo Clinic menyebutkan bahwa sekitar 80 persen pernah merasakan nyeri di area pinggang, setidaknya sekali dalam hidupnya.

Baca Juga: Setelah Bersih-bersih 10.000 Masjid, Ansor Jabar Gelar Silaturahmi Akbar dan Apel Banser di Purwakarta!

Banyak orang abai terhadap nyeri pinggang, beberapa orang lainnya merasa perlu melakukan pengobatan.

Saraf kejepit adalah ....

Hernia Nucleous Pulposus (HNP) atau saraf kejepit merupakan masalah yang sering terjadi di area tulang belakang, umumnya bagian punggung bawah atau pinggang.

Baca Juga: Ngatawi Al-Zastrouw tanggapi 'Perbedaan NU Hasyim Asy'ari dan NU Sekarang'

Kondisi ini dapat terjadi ketika saraf di area tulang belakang tertekan oleh jaringan sekitarnya, sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri, baal, dan otot bagian tulang belakang yang melemah.

Semua orang berisiko mengalami saraf kejepit, terutama mereka yang berusia 50 tahun ke atas, memiliki berat badan berlebih, genetika, beberapa orang mewarisi kecenderungan untuk mengalami HNP atau saraf kejepit.

Kemudian orang yang merokok, karena merokok dapat mengurangi suplai oksigen ke disk tulang belakang, sehingga menyebabkan tulang belakang lebih rentan rusak serta duduk dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Cegah Peredaran Narkoba, Kantor-kantor di Jakarta Tes Urine, Ditresnarkoba Polda Metro: Kami Siap!

Saraf kejepit sebaiknya tak dianggap remeh, karena jika terus dibiarkan akan mengganggu hantaran listrik sistem saraf ke otak.

Sehingga menyebabkan kesemutan, otot di bagian paha menjadi lemah, muncul rasa nyeri yang dapat mengganggu aktivitas. Bahkan, bisa menyebabkan kelumpuhan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X