PAFI, Sejarah dan Peran Persatuan Ahli Farmasi Indonesia dalam Dunia Kesehatan

photo author
- Sabtu, 29 Maret 2025 | 20:36 WIB
Ketua Umum PAFI Pusat, Budi Djanu Purwanto, SH, MH. (X @DjaduBudi, pafi.co.id, Purwakarta Online)
Ketua Umum PAFI Pusat, Budi Djanu Purwanto, SH, MH. (X @DjaduBudi, pafi.co.id, Purwakarta Online)

PAFI, Kisah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia dari Masa Revolusi hingga Kini

PURWAKARTA ONLINE, Yogyakarta – Di tengah gejolak revolusi mempertahankan kemerdekaan, sekelompok ahli farmasi berkumpul di Hotel Merdeka, Yogyakarta.

Mereka sepakat mendirikan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), organisasi yang kelak menjadi pilar penting dalam dunia kefarmasian nasional.

Lahir di masa sulit, PAFI hadir bukan hanya untuk memajukan profesi, tetapi juga mendukung perjuangan bangsa dengan memastikan ketersediaan obat sebagai "amunisi" kesehatan.

Awal Mula PAFI: Dari Asisten Apoteker hingga Tenaga Teknis Kefarmasian

PAFI adalah organisasi profesi tertua di Indonesia yang menghimpun Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), dahulu dikenal sebagai Asisten Apoteker (AA).

Ketika Indonesia masih berjuang melawan kolonialisme, pendidikan farmasi terbatas pada jenjang Asisten Apoteker—bahkan banyak yang harus menimba ilmu langsung di Belanda.

Berdiri tepat 41 hari setelah ibu kota pindah ke Yogyakarta, PAFI dipelopori oleh Zainal Abidin, ketua pertamanya.

Tanggal 13 Februari pun ditetapkan sebagai Hari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, diperingati setiap tahun sebagai bentuk refleksi atas peran strategis farmasi dalam kesehatan masyarakat.

Peran PAFI dalam Dunia Farmasi Modern

PAFI tidak hanya fokus pada sejarah, tetapi juga terus beradaptasi dengan perkembangan ilmu farmasi. Berikut beberapa kontribusinya:

1. Standarisasi Profesi

- Menyusun kode etik dan kompetensi Tenaga Teknis Kefarmasian.

- Bekerja sama dengan pemerintah dalam penyusunan regulasi farmasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: PAFI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X