Ciri Keturunan Sunan Gunung Jati, Tiga Tahi Lalat Segitiga dan Filosofi Tri Tangtu Sunda Buana

PURWAKARTA ONLINE - Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo yang berperan besar dalam penyebaran Islam di Jawa Barat, ternyata memiliki ciri fisik khusus yang diwariskan kepada keturunannya.

Ciri ini tidak hanya sekadar tanda fisik, tetapi juga mengandung makna filosofis yang dalam, terutama terkait ajaran Tri Tangtu Sunda Buana yang dianut oleh Prabu Siliwangi, kakek dari Sunan Gunung Jati.

Salah satu ciri fisik yang paling mencolok adalah adanya tiga tahi lalat yang membentuk segitiga pada tubuh keturunan Sunan Gunung Jati dan Prabu Siliwangi.

Baca Juga: Tabel Angsuran KUR BRI 2025, Solusi Modal Usaha dengan Cicilan Ringan untuk UMKM

Menurut kepercayaan, tiga tahi lalat ini melambangkan tiga falsafah hidup dalam Tri Tangtu Sunda Buana, yaitu Rama, Resi, dan Ratu.

Ketiga falsafah ini menjadi pedoman hidup bagi keturunan mereka untuk memegang teguh nilai-nilai kepemimpinan, kebijaksanaan, dan spiritualitas.

Prabu Siliwangi, raja besar Kerajaan Pajajaran, dikenal sebagai sosok yang memiliki banyak keturunan dari berbagai istri.

Baca Juga: Kapan Gaji ke-13 dan THR ASN 2025 Cair? Simulasi Besaran dan Jadwal Pencairannya

Namun, hanya keturunan yang memiliki ciri fisik khusus seperti tiga tahi lalat segitiga dan garis lurus pada kuku yang dianggap sebagai penerus ajaran dan nilai-nilai luhur yang dianutnya.

Garis lurus pada kuku ini diyakini sebagai simbol jalan lurus menuju Tuhan, terutama bagi keturunan Sunan Gunung Jati yang memeluk Islam.

Ajaran Tri Tangtu Sunda Buana sendiri terdiri dari tiga falsafah utama yaitu Rama (pemimpin yang melayani rakyat), Resi (pembimbing spiritual), dan Ratu (pemimpin kebijakan).

Baca Juga: Apakah Ada SPBU Shell di Purwakarta? Cek Fakta dan Daftar Lengkap SPBU Shell di Jawa Barat

Ketiga falsafah ini diyakini sebagai pondasi kehidupan yang harus dipegang teguh oleh keturunan Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati.

Dengan ciri fisik dan filosofi yang mendalam, keturunan Sunan Gunung Jati dan Prabu Siliwangi diharapkan dapat menjadi pemimpin yang adil, bijaksana, dan spiritual.