PURWAKARTA ONLINE - Prabu Siliwangi adalah salah satu nama besar dalam sejarah Nusantara yang hingga kini masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan.
Apakah ia tokoh nyata atau hanya buah karya sastra yang dibumbui mitos?
Berdasarkan data dan tafsiran para pakar, nama Siliwangi bukan sekadar dongeng.
Artikel ini akan membahas fakta-fakta menarik yang mendukung keberadaan tokoh legendaris ini.
Baca Juga: Harga BBM Non-Subsidi di Indonesia 2025, Ini Perbedaan Antar Wilayah
Asal-Usul Nama “Siliwangi”
Secara etimologis, nama “Siliwangi” memiliki beberapa makna yang menarik.
Pertama, “silih” berarti mengganti, sedangkan “wangi” berarti harum.
Nama ini dapat diartikan sebagai “tokoh yang menggantikan keharuman nama sebelumnya.”
Kedua, Siliwangi juga diartikan sebagai tokoh yang menghilang jasadnya tetapi tetap harum namanya.
Baca Juga: PPN 12 Persen 2025, Apa Artinya bagi Investor dan Konsumen?
Penggunaan nama ini pertama kali diidentikkan dengan Prabu Linggabuana (1350-1357), yang gugur dalam peristiwa Bubat.
Namanya menjadi harum karena keberaniannya mempertahankan kehormatan Kerajaan Sunda.
Prabu Linggabuana kemudian dikenal sebagai Prabu Wangi, dan “Siliwangi” merujuk pada pengganti keharumannya.
Artikel Terkait
Menyelusuri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan di Kerajaan Pajajaran: Warisan Intelektual yang Memikat
Mengungkap Megahnya Kehidupan Sosial di Kerajaan Pajajaran: Tradisi, Budaya, dan Diplomasi yang Mempesona
Menggali Kehidupan Sosial Kerajaan Pajajaran: Memahami Struktur, Budaya, dan Hubungannya dengan Kerajaan Lain
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Pajajaran, Kejayaan dan Kesejahteraan Masyarakatnya
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Pajajaran, Gemilangnya Pertanian dan Perdagangan Maritim
Mengungkap Kejayaan Ekonomi Kerajaan Pajajaran, Titik Balik Peradaban Nusantara
Mengungkap Asal Usul Siliwangi dan Pajajaran, Sejarah Kerajaan Sunda dan Galuh yang Menarik
Prabu Siliwangi: Legenda Raja Pajajaran, Sosok Toleran dalam Sejarah dan Budaya Jawa Barat yang Abadi
Zaman Keemasan Prabu Siliwangi: Kejayaan Pajajaran, Kepemimpinan Bijaksana, dan Warisan Budaya Sunda
Kedekatan Dedi Mulyadi dan Hashim Djojohadikusumo, Representasi Pajajaran dan Majapahit?