Aliansi Strategis Kerajaan Pajajaran dan Portugis, Upaya Bertahan di Tengah Gelombang Islamisasi di Jawa Barat

photo author
- Jumat, 14 Februari 2025 | 06:00 WIB
Prasasti Padrao, monumen bukti hubungan Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Postugis. Sejarah aliansi Kerajaan Pajajaran dengan Portugis pada abad ke-16 M, strategi bertahan di tengah ekspansi Islam. (Dok. Kemdikbud/Jalur rempa)
Prasasti Padrao, monumen bukti hubungan Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Postugis. Sejarah aliansi Kerajaan Pajajaran dengan Portugis pada abad ke-16 M, strategi bertahan di tengah ekspansi Islam. (Dok. Kemdikbud/Jalur rempa)

Bangsa Portugis, yang telah berhasil menemukan rute pelayaran ke Asia melalui Tanjung Harapan, mulai melirik Nusantara sebagai sumber rempah-rempah.

Setelah menguasai Malaka pada 1511, Portugis mencari sekutu untuk memperkuat posisinya di Selat Sunda.

Baca Juga: Harvey Moeis Divonis 20 Tahun Penjara atas Korupsi Timah

Kerajaan Pajajaran, yang merasa terancam oleh ekspansi Islam, melihat peluang untuk beraliansi dengan Portugis.

Pada 1522, perjanjian antara Kerajaan Pajajaran dan Portugis ditandatangani.

Perjanjian ini mencakup kerja sama di bidang perdagangan dan keamanan, termasuk pembangunan loji (pos dagang) Portugis di Pelabuhan Kalapa (sekarang Jakarta).

Sebagai simbol perjanjian, sebuah tugu batu bernama Padrao didirikan di Kalapa.

Baca Juga: Harga iPhone 13 Pro Max Anjlok! iPhone 13 128GB Kini Dibanderol Rp 8,7 Jutaan – Update Februari 2025

Aliansi yang Tak Bertahan Lama

Meskipun perjanjian telah ditandatangani, aliansi ini tidak sepenuhnya terealisasi.

Portugis lebih fokus pada kepentingan dagang dan keagamaan, sementara Pajajaran berharap mendapatkan dukungan militer untuk menghadapi ancaman Islam.

Ketidakseimbangan ini membuat aliansi menjadi rapuh.J

Pada 1527, Kesultanan Demak, dibantu oleh pasukan Banten dan Cirebon, berhasil menguasai Pelabuhan Kalapa.

Baca Juga: Bukan Hanya Korupsi Timah Rp300 Triliun, Harvey Moeis Juga Terlibat Melakukan Tindakan Pidana Pencucian Uang

Kekalahan ini menandai awal kemunduran Kerajaan Pajajaran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X