PURWAKARTA ONLINE - Setiap tanggal 30 Oktober, Indonesia memperingati Hari Uang Nasional, momen bersejarah ketika bangsa ini meluncurkan mata uang pertamanya, Oeang Republik Indonesia (ORI). Tepat 78 tahun lalu, pada 30 Oktober 1946, ORI resmi beredar, menjadi simbol kemerdekaan ekonomi bangsa yang baru merdeka.
Mengapa Harus Punya Mata Uang Sendiri?
Di masa awal kemerdekaan, Indonesia masih menggunakan mata uang Jepang. Menteri Keuangan kala itu, Sjafruddin Prawiranegara, mengusulkan agar pemerintah segera menerbitkan mata uang sendiri. Langkah ini bukan hanya untuk menggantikan mata uang Jepang, tapi juga untuk menegaskan kedaulatan di tengah ketidakstabilan ekonomi yang diperparah oleh kembalinya Belanda.
Belanda, melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA), berusaha mendominasi ekonomi dengan mengedarkan mata uang NICA. Hal ini memicu inflasi tinggi, menambah tekanan di bidang ekonomi. Maka, pemerintah RI mempercepat produksi ORI untuk menggantikan mata uang asing dan memulihkan stabilitas ekonomi.
Baca Juga: Binzein-Abang Ijo Unggul, Anne-Budi Tersudut di Survei Pilkada Purwakarta 2024
Pengumuman Bersejarah dari Bung Hatta
Pada 29 Oktober 1946, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengumumkan melalui Radio Republik Indonesia (RRI) di Yogyakarta bahwa ORI adalah satu-satunya alat pembayaran sah. Seluruh mata uang asing dinyatakan tidak berlaku lagi. Presiden Soekarno pun sebelumnya telah mengeluarkan maklumat pada 3 Oktober 1945, memperjelas bahwa Indonesia sedang menuju ekonomi yang independen.
Langkah pemerintah ini diiringi dengan menarik uang invasi Jepang dan mata uang Hindia Belanda dari peredaran. ORI menjadi penanda kedaulatan bangsa, serta solusi atas inflasi yang melanda pasca perang.
Seri ORI dan Tanda Tangan Sejarah
ORI pertama kali ditandatangani oleh Menteri Keuangan A.A. Maramis, yang sekaligus memimpin tim pencetakan uang. Berikutnya, ORI diterbitkan dalam beberapa seri:
- ORI Seri I (1946) – Tanda tangan A.A. Maramis
- ORI Seri II (1947) – Tanda tangan Sjafruddin Prawiranegara
- ORI Seri III (1947) – Tanda tangan A.A. Maramis
- ORI Seri IV (1948) – Tanda tangan Mohammad Hatta
- Seri ORI Baru (1949) – Tanda tangan Loekman Hakim
Baca Juga: Janda Kaya Nikahi Pengangguran: Guyonan Suswono Cawagub DKI Jakarta Menuai Kritik
Pada 1 Januari 1950, saat Indonesia berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), ORI pun digantikan oleh mata uang RIS. Akhirnya, sejak 1953, peran bank sentral diambil alih oleh Bank Indonesia (BI), yang kemudian menerbitkan uang baru bernama Rupiah, berasal dari kata "perak" dalam bahasa Mongolia.
Rupiah, Lambang Kedaulatan dan Identitas Bangsa
Sejak Rupiah beredar, Indonesia memiliki mata uang yang mencerminkan identitas dan kedaulatan bangsa. Hari Uang Nasional setiap 30 Oktober kini menjadi pengingat bahwa Rupiah bukan sekadar alat tukar, tetapi juga lambang persatuan dan kehormatan bangsa.
Artikel Terkait
Strategi Binzein-Abang Ijo Makin Kuat, Elektabilitas Menanjak di Pilkada Purwakarta 2024
Binzein-Abang Ijo Unggul, Anne-Budi Tersudut di Survei Pilkada Purwakarta 2024
Cara Repost Story WhatsApp yang Viral
Cara Repost Story di WhatsApp? Langkah Mudah untuk Berbagi!
Hari Uang Nasional 30 Oktober, Momen Bersejarah Lahirnya Oeang Republik Indonesia (ORI)
Komentar Gustavo Franca, PERSIB Tumbangkan Persik Kediri di Liga 1 2024/2025
Suswono, Cawagub DKI Jakarta, Minta Maaf Usai Guyonan soal Janda Kaya dan Pengangguran Menuai Polemik
Janda Kaya Nikahi Pengangguran: Guyonan Suswono Cawagub DKI Jakarta Menuai Kritik
GP Ansor DKI Jakarta Kutuk Pernyataan Suswono, Ancam Laporkan ke Polisi
Ketua GP Ansor DKI Jakarta Bicara! Suswono Meminta Maaf Usai Pernyataan Kontroversial Soal Janda