Stres Akibat Media Sosial? Begini Cara Gen Z Jaga Kesehatan Mental di Era Digital!

PURWAKARTA ONLINE - Ketika dunia semakin terhubung secara digital, Gen Z, generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, adalah yang paling akrab dengan kehidupan online.

Mereka tumbuh bersama Instagram, TikTok, dan Twitter, menjadikan media sosial sebagai bagian tak terpisahkan dari keseharian.

Namun, seiring dengan manfaat yang ditawarkan, ada tantangan besar yang harus dihadapi—kesehatan mental.

Mental Health di Era Digital

Media sosial memang memberikan akses cepat terhadap informasi dan memungkinkan koneksi tanpa batas.

Tapi, di balik layar, ada sisi gelap yang tidak bisa diabaikan.

Berbagai penelitian, termasuk yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry dan dilaporkan oleh Halodoc, menunjukkan bahwa penggunaan media sosial lebih dari tiga jam sehari bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi. Kok bisa?

Baca Juga: Mengejutkan! Tersangka Persekusi Kyai NU Ternyata Membuntuti Sejak Bekasi, Kapolres Ungkap Kronologi Mengerikan

Kecemasan yang Dialami Gen Z Akibat Media Sosial

Banyak dari Gen Z merasakan tekanan yang luar biasa ketika melihat "kehidupan sempurna" yang dipamerkan di media sosial.

Mereka merasa tidak cukup baik, tidak cukup menarik, atau tidak cukup sukses.

Fenomena ini disebut social media comparison dan ini bisa menghancurkan harga diri.

Selain itu, ada Fear of Missing Out atau FOMO, ketakutan akan ketinggalan informasi atau momen penting.

FOMO ini membuat banyak orang terus-menerus memeriksa media sosial, yang pada akhirnya menyebabkan stres kronis dan bahkan gangguan tidur seperti insomnia.