Kemerdekaan Bangsa Indonesia Diproklamasikan oleh Dua Orang Wartawan!

Tak berhenti di situ, ketika melanjutkan studinya di Bandung, Soekarno mendirikan majalah Soeloeh Moeda Indonesia bersama rekan-rekannya dari kelompok studi Algemene Studie Club.

 Baca Juga: Mengungkap Asal Usul Siliwangi dan Pajajaran, Sejarah Kerajaan Sunda dan Galuh yang Menarik

Majalah ini menjadi wadah bagi Soekarno untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya yang revolusioner.

Di samping itu, pada 1928, Soekarno juga mendirikan koran Persatoean Indonesia, yang menjadi corong Partai Nasional Indonesia (PNI).

Koran ini menjadi salah satu media penting dalam menyebarkan ide-ide kemerdekaan di kalangan masyarakat Indonesia.

Namun, aktivitas jurnalistiknya harus terhenti sementara ketika ia dijebloskan ke penjara pada tahun 1929, dan surat kabar Persatoean Indonesia akhirnya diambil alih oleh Mr. Sartono.

 Baca Juga: Ada 500 Suku, Bagaimana Indonesia Bisa Bersatu dalam Sebuah Negara?

Mohammad Hatta: Jurnalis yang Tak Tergoyahkan

Tak kalah penting, Mohammad Hatta, yang dikenal sebagai Wakil Presiden pertama Indonesia, juga seorang jurnalis dan penulis yang berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan.

Meski lebih dikenal sebagai ekonom dan pemimpin politik, Hatta juga memiliki kontribusi signifikan di dunia jurnalistik.

Hatta mulai menulis sejak ia diasingkan oleh Belanda ke Digul dan Banda Neira pada tahun 1934.

Tulisan-tulisan Hatta yang dipublikasikan di berbagai surat kabar di Jakarta dan majalah-majalah di Medan, Sumatra Utara, lebih bersifat analitis dan edukatif, tanpa aroma politis yang menyengat.

Ia menggunakan pena untuk mendidik dan menginspirasi masyarakat Indonesia agar semakin menyadari pentingnya kemerdekaan dan kemandirian.

 Baca Juga: Viral TikTok Ancam 'Karawang Banjir Darah', Presidium Karawang Hudang dan IKAMA Siap Tempuh Jalur Hukum

Wartawan dalam Gerakan Kemerdekaan