Eksplorasi Jejak Sejarah: Politik Kerajaan Majapahit di Aliran Sungai Bengawan Solo

photo author
- Sabtu, 23 Maret 2024 | 06:00 WIB
Rekomendasi Wisata Bengawan Solo Yang Menarik Dikunjungi  (Isti)
Rekomendasi Wisata Bengawan Solo Yang Menarik Dikunjungi (Isti)

Purwakarta Online - Dalam rangka mengungkap sejarah politik yang kaya di Nusantara, para arkeolog terus menelusuri jejak peradaban yang tertanam dalam aliran sungai Bengawan Solo.

Berdasarkan penemuan-penemuan terbaru, bukti keberadaan peradaban manusia di sepanjang sungai ini semakin menggairahkan imajinasi para sejarawan.

Ahli paleontologi terkemuka, Von Koenigswald, menemukan fosil rahang bawah yang diyakini sebagai bagian dari manusia purba.

Baca Juga: Pemanfaatan Sungai Bengawan Solo sebagai Tulang Punggung Ekonomi Kerajaan Majapahit: Jejak Sejarah yang Menginspirasi

Temuan ini, yang diberi nama Meganthropus Palaeojavanicus, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan manusia prasejarah di wilayah ini.

Selain itu, Eugene Dubois dari Belanda juga menemukan fosil-fosil yang menarik di dekat desa Trinil, termasuk tengkorak atas, beberapa gigi, dan sebuah tulang paha yang kemudian diidentifikasi sebagai Pithecanthropus Erectus.

Peninggalan-peninggalan ini mengungkapkan kompleksitas kehidupan manusia di masa lalu, termasuk keberadaan Homo Soloensis, yang juga ditemukan di lembah Bengawan Solo.

Baca Juga: Keadaan Masa Kerajaan Majapahit: Memahami Fondasi Ekonomi yang Kuat di Balik Kekuasaan

Temuan ini memberikan bukti konkret tentang keberagaman spesies manusia di wilayah ini selama periode prasejarah.

Tidak hanya sebagai tempat tinggal bagi manusia purba, aliran sungai Bengawan Solo juga memegang peran penting dalam politik kerajaan Mataram kuno.

Prasasti Telang 904 M menunjukkan bahwa sungai ini dimanfaatkan sebagai sarana transportasi air, serta tempat beraktivitas bagi masyarakat.

Baca Juga: Angela Chao Mati Terkurung di Mobil Tesla, Kecelakaan Tragis CEO Foremost Group!

Perintah Rakai Watukura Dyah Balitung kepada Rakai Wlar Pu Sudarsana untuk membuat tempat penyeberangan di Paparahuan, di tepi Bengawan Solo, menjadi bukti betapa pentingnya sungai ini dalam struktur politik dan ekonomi kerajaan pada masa itu.

Pengangkatan desa-desa seperti Telang, Mahe, dan Paparahuan menjadi sima (wilayah yang dibebaskan dari pajak) juga mencerminkan strategi politik yang cerdas dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat di sekitar aliran sungai Bengawan Solo.

Melalui penelitian-penelitian ini, kita dapat memahami lebih dalam tentang peran penting Bengawan Solo dalam perkembangan politik dan kehidupan manusia di masa lampau.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X