Prabu Siliwangi: Menguak Bahasa-Wicara dan Budaya Melalui Lensa Semiotika Barthes

photo author
- Minggu, 4 Februari 2024 | 18:10 WIB
Roland Barthes (Ist)
Roland Barthes (Ist)

Analisis Semiotika pada Kata "Siliwangi"

Kata Siliwangi sendiri dapat diurai menjadi kata sili(h) dan wangi, mengandung arti "telah diterangkan di muka."

Ekspresi ini mencerminkan kedalaman makna dalam budaya Sunda.

Baca Juga: Basuki Tjahaja Purnama: Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Sebagai contoh, istilah Divisi Siliwangi atau Universitas Siliwangi tidak dapat dipertukarkan, karena keduanya memiliki makna khusus yang tertanam dalam kesadaran masyarakat Sunda.

Siliwangi sebagai Wicara dan Budaya

Prabu Siliwangi, dalam pandangan orang Sunda, menjadi wicara atau tuturan tentang aktualisasi penjelmaan raja yang ideal.

Ungkapan-ungkapan model yang berkaitan dengan Siliwangi, seperti Divisi Siliwangi atau Universitas Siliwangi, mencerminkan keinginan menjadi seperti Siliwangi.

Meskipun memiliki kesamaan dalam keinginan, namun setiap ungkapan model tersebut memiliki keragaman arti khusus dalam aktualisasinya.

Baca Juga: Prabu Siliwangi: Legenda dan Kejayaan Tiga Raja Sunda Terhebat!

Dengan demikian, analisis bahasa-wicara dan budaya Prabu Siliwangi melalui lensa semiotika Barthes membuka jendela baru untuk memahami kompleksitas nilai dan simbol yang terkandung dalam bahasa Sunda.

Siliwangi bukan hanya sebuah kata, melainkan juga cermin dari warisan budaya dan identitas masyarakat Sunda yang patut dijaga dan diperkaya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X