PURWAKARTA ONLINE – Siapa bilang acara pertanian harus kaku dan formal?
Mimbar Sarasehan KTNA Jawa Barat 2025 di Purwakarta membuktikan hal sebaliknya.
Acara dua hari ini bukan hanya forum petani, tapi juga pesta kreativitas yang memadukan inovasi pertanian, budaya lokal, dan semangat gotong-royong desa.
Dekorasi Bambu Jadi Sorotan
Di tengah kesejukan Desa Parakan Garokgek, Kecamatan Kiarapedes, ribuan petani dari seluruh Jawa Barat berkumpul, Rabu–Kamis (12–13/11/2025).
Yang menarik, panggung utama dan gapura acara bukan dibuat oleh vendor profesional, melainkan oleh seniman lokal Purwakarta — Ojak dan Apung.
Keduanya memanfaatkan bambu lokal untuk membangun instalasi besar yang megah, ramah lingkungan, dan penuh nilai estetika.
“Kami ingin menunjukkan bahwa bahan alam bisa jadi karya seni, sekaligus simbol kemandirian petani,” kata Ojak saat ditemui Purwakarta Online.
Dekorasi unik ini sukses menarik perhatian peserta. Banyak yang menjadikannya spot foto favorit selama acara.
Baca Juga: Prabowo Pulihkan Martabat Dua Guru Luwu Utara, Tanda Nyata Kepedulian pada Dunia Pendidikan
Petani Jadi Pusat Perhatian
Tak hanya panggungnya yang istimewa, para petani pun tampil luar biasa. Mereka bukan sekadar peserta, tapi juga pembicara, inovator, dan inspirator.
Melalui forum sarasehan, mereka berbagi pengalaman tentang pupuk organik, teknik tanam modern, dan digitalisasi hasil panen.
Menurut Ketua KTNA Jawa Barat, Otong Wiranta, inilah wujud nyata pertanian masa depan.
“Petani harus bisa beradaptasi dengan perubahan, tapi tetap menjaga akar budayanya,” ujarnya.
Dedi Mulyadi Batal Hadir, Semangat Tak Padam
Kabar batal hadirnya Gubernur Jawa Barat, H. Dedi Mulyadi, SH., MM., sempat membuat peserta kecewa.