Dari Bambu ke Panggung: Kreativitas Petani Warnai Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025 di Purwakarta

photo author
- Kamis, 13 November 2025 | 14:05 WIB
Kreativitas Petani Warnai Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025  (Dok. PURWAKARTA ONLINE_Enjang Sugianto)
Kreativitas Petani Warnai Mimbar Sarasehan KTNA Jabar 2025 (Dok. PURWAKARTA ONLINE_Enjang Sugianto)

Namun suasana cepat kembali hangat ketika panitia membacakan pesan khusus Dedi Mulyadi untuk para petani Jawa Barat.

Pesan itu berisi ajakan agar petani terus belajar dan menyiapkan diri menuju Penas KTNA 2026 di Gorontalo, yang akan mengusung tema “Transformasi Teknologi Pertanian.”

Baca Juga: Transformasi BRIVolution Reignite Bawa BRI (BBRI) Cetak Lonjakan BRImo & Dana Murah

“Jangan tunggu bantuan datang, tapi jadilah petani yang menciptakan peluang,” begitu pesan Dedi yang mendapat tepuk tangan panjang dari peserta.

Purwakarta Tampilkan Pertanian Bernilai Budaya

Acara ini juga menonjolkan sisi budaya. Anak-anak petani tampil menari tari tradisional Sunda dan memperagakan pencak silat klasik di hadapan ribuan tamu.

Menurut Ketua KTNA Purwakarta, H. Ujang Alim Adisaputra, kolaborasi budaya dan pertanian menjadi identitas baru bagi Purwakarta.

“Petani kita bukan hanya penanam, tapi juga pelestari budaya,” katanya bangga.

Prestasi yang Membanggakan

Selain forum diskusi, acara juga diisi berbagai lomba.

Kabupaten Bogor keluar sebagai juara umum, sementara Purwakarta berhasil menyabet sejumlah penghargaan:

  • Uus Ruhendi – Juara II Penyuluh Pertanian Swadaya Berprestasi
  • Temu Karya Adang – Juara II
  • Pameran Pertanian – Juara II
  • Lomba Unjuk Tangkas – Juara III
  • Peternak Cepat Tanggap
    1. Juara I: Karmah (Desa Cibodas)
    2. Juara II: Acim (Desa Citalang)
    3. Juara III: Ace Sultoni (Desa Karoya)

Prestasi ini membuktikan bahwa Purwakarta tidak hanya sukses menjadi tuan rumah, tapi juga pusat inovasi pertanian Jawa Barat.

Baca Juga: Bobibos, Bahan Bakar dari Jerami Buatan Anak Bangsa Siap Saingi BBM RON 98

Homestay Warga, Bukti Ekonomi Gotong Royong

Menariknya, panitia mengusung konsep homestay warga bagi peserta dari luar daerah.

Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, ingin agar kegiatan ini membawa manfaat langsung bagi masyarakat desa.

“Petani bisa jadi tuan rumah di desanya sendiri. Ekonomi tumbuh, silaturahmi juga terjalin,” katanya.

Homestay di Desa Wisata Kampung Parakanceuri pun penuh warna, menjadi ruang interaksi antara petani, penyuluh, dan warga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Adi Mulyadi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X