PURWAKARTA ONLINE – Sesar Lembang kembali jadi perhatian masyarakat.
Patahan aktif di Kabupaten Bandung Barat ini disebut berpotensi memicu gempa besar dengan magnitudo 6,8–7.
Pergerakan Patahan dan Sejarah Pemantauan
Sesar Lembang bergerak 3–6 milimeter per tahun dan terbagi menjadi dua segmen: barat dan timur.
Pemantauan sudah dilakukan sejak 1963 menggunakan seismograf WWSSN, kini ditunjang teknologi modern untuk deteksi dini gempa.
Baca Juga: Bojan Hodak Sebut Thom Haye dan Barba Bisa Debut Lawan Borneo FC
Wilayah Terkena Dampak
Berdasarkan peta Peak Ground Acceleration (PGA), patahan ini melintasi lima kecamatan dan 42 desa.
Setiap daerah memiliki tingkat risiko berbeda.
15 kecamatan di Bandung Raya masuk zona merah, mayoritas padat penduduk. Kecamatan yang termasuk antara lain:
- Cimenyan
- Lembang
- Parongpong
- Ngamprah
- Padalarang
- Cibiru
- Ujungberung
- Gedebage
- Arcamanik
- Regol
- Buahbatu
- Kiaracondong
- Lengkong
- dan Cilengkrang.
Baca Juga: Sesar Lembang: 15 Kecamatan Bandung Raya Masuk Jalur Rawan Gempa
Pentingnya Mitigasi Bencana
Ahli geologi menekankan pentingnya mitigasi.
Masyarakat diminta mengenali jalur rawan gempa, memperkuat bangunan, dan menyiapkan jalur evakuasi.
Pemerintah daerah juga disarankan rutin mengadakan simulasi bencana.
Dengan pemantauan yang terus diperbarui, warga diharap lebih siap menghadapi ancaman gempa dari Sesar Lembang.***