Peringatan Kudatuli 2025: Ribka Tjiptaning Desak Pengusutan Jenderal dalam Tragedi 27 Juli

photo author
- Senin, 28 Juli 2025 | 08:57 WIB
Ribka Tjiptaning minta aktor militer dalam tragedi Kudatuli 1996 diusut. “Hukum masih mengangkangi PDIP,” katanya. (ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat)
Ribka Tjiptaning minta aktor militer dalam tragedi Kudatuli 1996 diusut. “Hukum masih mengangkangi PDIP,” katanya. (ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat)

PURWAKARTA ONLINE – Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperingati 29 tahun tragedi Kudatuli dengan tabur bunga dan doa bersama, Minggu pagi (27/7/2025), di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

Acara dimulai sejak pukul 07.00 WIB dan diisi orasi politik, pekikan “27 Juli, Kami Tidak Lupa,” serta desakan agar tragedi berdarah itu diusut tuntas, terutama terhadap para jenderal yang diduga terlibat.

Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning, yang juga tokoh penting Kudatuli, menegaskan bahwa tragedi 27 Juli 1996 adalah titik balik lahirnya perlawanan rakyat terhadap rezim Orde Baru.

Baca Juga: Saling Tuduh Berujung Ricuh, Konflik Thailand-Kamboja Kian Memanas Bagaikan Musim Panas Tak Ada Batas

“Reformasi itu lahir karena Kudatuli. Mba Mega jadi simbol perlawanan karena rakyat dulu dilarang bicara politik,” ungkap Ribka dalam orasinya.

Ia mengingatkan bagaimana Megawati Soekarnoputri kala itu dipaksa bertarung politik dengan tokoh bentukan rezim, Suryadi. “Saat itulah rakyat sadar dan mulai melawan,” ujarnya.

Namun hingga hari ini, Ribka menyayangkan belum adanya keadilan hukum atas tragedi tersebut.

“Hukum masih mengangkangi partai kita,” katanya lantang.

Baca Juga: Anies Baswedan Tak Bantah Isu Duet dengan Ahok di Pilpres 2029, Netizen: Kode Keras?

Selain Ribka, hadir pula tokoh lainnya seperti Djarot Saiful Hidayat, sejarawan Andi Achdian, Jacobus Mayong, hingga anggota DPR RI Denny Cagur.

Tragedi Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996 menewaskan sejumlah orang dan menyebabkan kerugian hingga Rp 100 miliar.

Kantor DPP PDI saat itu diserbu aparat dan massa pro-Suryadi, yang berseberangan dengan kubu Megawati.

PDIP menegaskan, peristiwa itu bukan sekadar konflik internal, tetapi bentuk nyata intervensi kekuasaan dan aparat.

Baca Juga: Bank Sinarmas Disomasi karena Kasus Dugaan Penggelapan Dana oleh Suci Puji Lestari

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X