Dampak Larangan Jual LKS dan Karya Wisata di Purwakarta, Guru Honorer Harus Bagaimana?

PURWAKARTA ONLINE – Kebijakan larangan penjualan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kegiatan karya wisata di sekolah-sekolah Purwakarta terus menjadi perbincangan hangat.

Bagi guru honorer, kebijakan ini dinilai semakin memberatkan kondisi finansial mereka yang sudah pas-pasan.

Namun, Ketua PGRI Kabupaten Purwakarta, Purwanto, menegaskan bahwa larangan ini justru menjadi momentum untuk meningkatkan kompetensi dan kreativitas guru.

“Guru harus berinovasi dalam mengajar, bukan mengandalkan LKS. Karya wisata juga harus memiliki nilai edukasi, bukan sekadar rekreasi,” ujar Purwanto, Senin (17/2/2025).

Baca Juga: Abang Ijo Hapidin dan Om Zein, Sinergi Membawa Purwakarta Menuju Pertanian Hijau dan Infrastruktur Maju

Purwanto menyarankan para guru, terutama honorer, untuk mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) guna mendapatkan sertifikasi.

“Sertifikasi bisa membuka peluang tambahan penghasilan. Honor dari BOS saja tidak cukup,” jelasnya.

Selain itu, Purwanto juga mendorong guru untuk mencari penghasilan tambahan di luar sekolah.

Salah satu contoh inspiratif datang dari Jalu Rohanda, guru SMP berstatus PPPK yang sukses menambah penghasilan dengan mengajar les musik dan bermain di grup band.

Baca Juga: Misteri Kematian Janda Muda Di Purwakarta Semakin Rumit, Saksi Kunci Di Temukan Gantung Diri!

“Saya mengajar les musik setelah jam sekolah dan tampil di acara musik pada akhir pekan. Ini sangat membantu,” ungkap Jalu.

Tak hanya itu, Purwanto juga menyarankan guru untuk memanfaatkan media sosial sebagai sumber penghasilan tambahan.

“Buat konten edukatif yang menarik. Media sosial bisa menjadi peluang besar,” tambahnya.

Dengan sinergi antara pemerintah daerah dan PGRI, Purwanto optimis kesejahteraan guru dan kualitas pendidikan di Purwakarta akan terus meningkat.