PURWAKARTA ONLINE - Kamis, 8 Agustus 2024 lalu, dunia dikejutkan oleh gempa berkekuatan magnitudo 7,1 yang mengguncang Pulau Kyushu, Jepang. Gempa ini bukan sekadar gempa biasa.
Sumbernya berasal dari zona Megathrust Nankai, salah satu zona subduksi paling aktif di dunia yang dikenal mampu memicu gempa dahsyat dan tsunami besar.
Bencana yang terjadi di Jepang ini kembali membuka luka lama bagi Indonesia, negeri yang juga berada di garis depan ancaman Megathrust.
Megathrust: Sejarah yang Tak Pernah Usai
Megathrust bukanlah fenomena baru dalam dunia geologi. Zona-zona Megathrust telah ada sejak jutaan tahun lalu, tercipta dari pergerakan lempeng tektonik yang terus-menerus bertabrakan.
Baca Juga: Gempa Bumi 6.6 SR Guncang KUPANG-NTT!
Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa zona megathrust yang tersebar di berbagai wilayah, seperti Subduksi Sunda yang mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, hingga Sumba, serta Subduksi Banda, Sulawesi, dan Papua.
Sejarah mencatat bahwa Indonesia sudah beberapa kali dihantam oleh gempa dan tsunami yang bersumber dari zona megathrust.
Peristiwa tsunami dahsyat Aceh pada tahun 2004 adalah salah satu contoh paling nyata dari kekuatan megathrust. Kala itu, gempa dengan magnitudo 9,1 mengguncang Samudra Hindia, memicu tsunami besar yang menelan ratusan ribu nyawa.
Tragedi ini menjadi pengingat betapa berbahayanya kekuatan yang tersembunyi di bawah laut.
Baca Juga: Gempa Bumi Kupang: Gempa Susulan!
Ancaman Nyata di Depan Mata
Sejak gempa besar di Aceh, para ilmuwan semakin waspada terhadap potensi gempa megathrust di Indonesia.
Menurut Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, ancaman megathrust di Indonesia bukan lagi sekadar teori.