Ketegangan Laut China Selatan Meningkat: China Patroli Tempur Sementara Filipina Latihan Bersama

photo author
- Jumat, 9 Agustus 2024 | 06:15 WIB
Kapal AL usir kapal Cina yang sengaja masuk perairan Natuna  (dok, CNBC)
Kapal AL usir kapal Cina yang sengaja masuk perairan Natuna (dok, CNBC)

PURWAKARTA ONLINE - ketegangan di Laut China Selatan (LCS) meningkat setelah China melaksanakan patroli tempur gabungan di sekitar Scarborough Shoal, sebuah wilayah yang diperebutkan antara China dan Filipina sejak 2012. Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China mengonfirmasi bahwa patroli tersebut dilakukan di wilayah laut dan udara dekat Pulau Huangyan, nama China untuk Scarborough Shoal.

Baca Juga: Persib Bandung Optimis Raih Kemenangan di Laga Pembuka Liga 1 2024/2025 Melawan PSBS Biak

"Semua aktivitas militer yang mengganggu LCS, menciptakan titik panas, dan merusak perdamaian serta stabilitas regional dikendalikan semaksimal mungkin," ujar Komando Teater Selatan.

Langkah China ini bersamaan dengan latihan laut dan udara yang dilaksanakan Filipina pada hari yang sama. Latihan tersebut melibatkan Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Australia, dan berlangsung di sebelah barat pulau Palawan, Filipina, yang terletak selatan Scarborough Shoal dan dekat dengan Kepulauan Spratly, juga diperebutkan dengan China.

 

Militer Filipina menyebutkan bahwa kapal-kapal yang dikerahkan dalam latihan ini termasuk kapal penjelajah rudal berpemandu USS Lake Erie dan fregat rudal berpemandu Filipina, serta kapal patroli. Jenderal Filipina Romeo Brawner menegaskan bahwa latihan ini bertujuan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik serta meningkatkan kemampuan kolektif negara-negara yang terlibat.

Laut China Selatan merupakan jalur penting untuk sebagian besar pengiriman komersial dunia dan dikelilingi oleh beberapa negara, termasuk Brunei, Kamboja, China, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Daerah ini juga dikenal kaya akan sumber daya alam, seperti migas dan ikan.

Baca Juga: PT Nuri Jaya Perkasa Gelar Pelatihan Dasar Satpam Gada Pratama di Cikampek Barat

China mengklaim sekitar 90% dari Laut China Selatan dalam apa yang dikenal sebagai "sembilan garis putus-putus," mencakup area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi. Beijing juga dilaporkan telah membangun kota seluas 800 ribu mil persegi di Kepulauan Paracel, dinamai Shansa.

Dalam beberapa bulan terakhir, insiden antara China dan Filipina telah meningkat di dekat Second Thomas Shoal. China menyalahkan Filipina atas eskalasi tersebut dan mengklaim tindakannya sebagai pembelaan kedaulatan yang sah.

Baca Juga: Presidium Karawang Hudang Batalkan Aksi 8 Agustus, Ancaman Banjir Darah!

"Patroli tempur ini dimaksudkan untuk mengintimidasi dan menunjukkan kekuatan," kata Direktur Institut Urusan Maritim dan Hukum Laut yang berbasis di Manila, Jay Batongbacal. Analis keamanan maritim Vietnam, Duan Dang, menambahkan bahwa Filipina kini menjadi target China setelah Taiwan.

Ketegangan ini mencerminkan dinamika kompleks di Laut China Selatan yang tetap menjadi salah satu kawasan paling sengit di dunia dalam hal klaim teritorial dan kekuatan militer.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Adi Mulyadi

Sumber: CNBC Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X