Langkah ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan dini agar tidak terjadi kasus keracunan massal seperti yang pernah menimpa daerah lain.
Menurut Bupati, peran sekolah dan tenaga gizi sangat penting dalam menjaga kualitas makanan yang masuk ke lingkungan sekolah.
Ia juga mengimbau para guru untuk memberikan edukasi kepada siswa tentang pentingnya mengenali makanan yang sudah rusak atau berbau. Dengan begitu, siswa akan lebih berhati-hati sebelum mengonsumsi makanan yang diterima.
Baca Juga: 68 Kepala Sekolah Baru Resmi Dilantik di Purwakarta, Sri Jaya Midan Beri Pesan Penting
Pengelola MBG Diminta Serius
Bupati Saepul Bahri meminta pengelola MBG dan SPPG agar lebih serius mengawasi standar kebersihan dan kualitas bahan makanan. Mulai dari pemilihan bahan, proses memasak, pengemasan, hingga pengiriman harus mengikuti standar yang ketat.
Jika ditemukan makanan yang tidak layak, sekolah diminta tidak ragu mengembalikannya agar tidak menimbulkan masalah kesehatan.
Melalui langkah ini, Pemerintah Kabupaten Purwakarta berharap insiden serupa tidak terulang kembali. Program MBG harus benar-benar menjadi solusi untuk meningkatkan asupan gizi anak, bukan menambah masalah.
“Kita ingin anak-anak kita sehat, cerdas, dan berprestasi. Program MBG adalah investasi masa depan, jadi tidak boleh main-main,” tutup Bupati Saepul Bahri.
Dengan sikap tegas bupati dan kerja sama semua pihak, diharapkan ke depan program MBG di Purwakarta berjalan lebih baik, aman, dan tepat sasaran.***