Dunia Hiburan Kembali Berduka! Istri Ungkap Firasat Kepergian Epy Kusnandar: Cerita Haru dari Hari-Hari Terakhir

PURWAKARTA ONLINE - Kisah haru firasat kepergian Epy Kusnandar yang diceritakan sang istri, Karina Ranau, memberi pelajaran tentang cinta, evaluasi diri, dan makna hidup.

Duka mendalam masih menyelimuti keluarga selepas kepergian aktor Epy Kusnandar. Setelah prosesi pemakaman di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, sang istri, Karina Ranau, menceritakan bahwa mendiang suaminya sempat menunjukkan tanda-tanda halus sebelum berpulang.

Cerita itu hadir bukan dalam bentuk ucapan langsung, melainkan melalui kebiasaan, sikap, dan percakapan mendalam yang ia lakukan setiap hari.

Karina menuturkan bahwa Epy selalu pulang dengan membawa cerita, lalu mereka duduk berdua untuk saling berbagi tentang apa yang terjadi hari itu, rencana besok, hingga tujuan jangka panjang.

Baca Juga: IPO Meesho Diminati 2,46 Kali dan GMP Melonjak 40 Persen, Ini Artinya Bagi Investor

Obrolan rutin itu berubah menjadi momen refleksi yang lebih dalam dari biasanya, seolah mendiang sedang menyelipkan pesan kehidupan yang ingin ia tinggalkan.

Setiap percakapan menjadi ruang evaluasi. Setiap kepulangan dari luar rumah selalu dibarengi diskusi mengenai hal-hal penting dalam hidup. Menurut Karina, inilah tanda kecil yang baru ia sadari setelah momen kepergian itu tiba.

Perubahan Spiritual yang Makin Kuat

Menjelang akhir hayatnya, Epy Kusnandar juga menunjukkan peningkatan spiritual yang sangat terasa.

Ia menjadi lebih rajin beribadah dan lebih lembut dalam menjalani hari-harinya. Bahkan, ia memiliki satu keinginan yang begitu kuat, yaitu menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci.

Baca Juga: Dua Saham Zero-Debt Ber-ROCE Tinggi yang Promotornya Naik 4 Kali Lipat, Layak Masuk Watchlist Anda

Karina menyebut bahwa keinginan itu menjadi cita-cita terakhir Epy. Meski belum terwujud, ia berjanji akan melanjutkan niat suaminya.

Janji itu bukan hanya bentuk cinta, tetapi juga penghormatan pada perjalanan spiritual Epy yang semakin matang di penghujung hidupnya. Karina ingin mewujudkannya sebagai bentuk pengabdian terakhir.

Doa, Permintaan Maaf, dan Harapan yang Tersisa