PURWAKARTA ONLINE - Keakraban, overconfidence, dan jalan pintas kognitif membuat profesional berpengalaman tetap membuat kesalahan finansial.
Artikel ini mengurai penyebab, memberi contoh nyata, dan menghadirkan langkah praktis yang bisa langsung Anda terapkan.
Banyak orang pintar percaya mereka rasional sampai pasar membuktikan sebaliknya. Pelajari jebakan mental dan langkah konkret untuk menghindarinya.
Anda duduk meninjau portofolio, membaca update, dan yakin keputusan Anda logis. Tapi tren berita, opini analis, dan sorotan media sering kali menciptakan rasa kepastian palsu.
Para peneliti perilaku seperti Daniel Kahneman dan Amos Tversky menunjukkan bahwa kepercayaan diri sering meningkat lebih cepat daripada akurasi.
Baca Juga: Perpres 32/2024 Dinilai Lemah, Kolaborasi Media–Platform Digital Terancam Mandek
Artinya: semakin banyak informasi dan pengalaman, bukan berarti semakin sedikit kesalahan emosional.
- Contoh nyata:
seorang profesional teknologi paruh baya, terlatih mengambil keputusan terstruktur di kantor, ikut terpikat euforia IPO.
Wawancara dan liputan ulang-ulang membuatnya merasa yakin. Ketika harga terkoreksi, bukan hanya uang yang hilang — ada rasa malu karena keputusan yang terasa "bodoh".
Berikut tiga jebakan kognitif yang paling sering muncul:
1. Informasi memberi ilusi kedalaman
Membaca banyak artikel dan opini membuat suatu ide terasa telah "diteliti". Padahal pengulangan hanya menciptakan kesan validitas (illusory truth). Kita mudah menukar banyaknya informasi dengan kualitasnya.
2. Keyakinan terbentuk lebih cepat daripada akurasi
Narasi yang menarik dan konsisten meningkatkan kepercayaan. Profesional yang percaya diri sering menilai diri terlalu tinggi dan akhirnya melakukan trading berlebihan atau menambah eksposur pada satu ide.