PURWAKARTA ONLINE - GIFT Nifty melemah 0,34 persen, Nikkei turun 1 persen, minyak mentah menguat. Simak sinyal pasar global dan langkah praktis investor.
Pembukaan pasar global pada Senin pagi memberi sinyal kehati-hatian bagi pelaku pasar. GIFT Nifty dibuka di level 26.046, turun sekitar 0,34 persen, mencerminkan tekanan dari bursa global yang bergerak serempak di zona merah.
Kondisi ini menjadi cerminan awal bagaimana sentimen eksternal memengaruhi arah pasar Asia, termasuk India. Meski demikian, penting dicatat bahwa pasar saham India sebelumnya menutup pekan dengan kinerja positif.
Pada Jumat, BSE Sensex naik 449 poin ke level 85.267,66, sementara Nifty 50 menguat 148 poin dan berakhir di 26.046,95. Kenaikan ini menunjukkan bahwa secara domestik, pasar masih memiliki fondasi yang cukup kuat, meski bayang-bayang global belum sepenuhnya mereda.
Tekanan paling terasa datang dari kawasan Asia-Pasifik. Indeks Nikkei 225 Jepang turun sekitar 1,3 persen, sementara Topix melemah 0,27 persen.
Di Korea Selatan, pelemahan lebih dalam terjadi pada Kospi yang anjlok 2,16 persen, disusul Kosdaq turun 1,17 persen. Bursa Australia pun tak luput dari koreksi, dengan S&P ASX 200 turun 0,66 persen.
Sentimen negatif ini sejalan dengan kinerja pasar Amerika Serikat pada akhir pekan lalu. Ketiga indeks utama Wall Street ditutup di zona merah. S&P 500 turun 1,07 persen, Nasdaq Composite terkoreksi tajam 1,69 persen, dan Dow Jones melemah hampir 246 poin. Investor global terlihat mulai mengurangi risiko sambil menunggu kejelasan arah ekonomi ke depan.
Di sisi mata uang, Indeks Dolar AS atau DXY bergerak relatif stabil, naik tipis 0,04 persen ke level 99,01. Sementara itu, rupee India justru menguat tipis 0,04 persen, ditutup di level 90,42 per dolar AS. Stabilnya nilai tukar memberi sedikit ruang napas bagi pasar domestik di tengah gejolak global.
Baca Juga: HUT ke-130 BRI, BBRI Hadirkan Promo Spesial Nasional Diskon hingga Rp1,3 Juta
Satu indikator yang menarik perhatian adalah harga minyak mentah. Pada Senin pagi, WTI diperdagangkan di 57,71 dolar AS per barel, naik 0,47 persen, sedangkan Brent menguat 0,46 persen ke 61,40 dolar AS per barel. Kenaikan ini menunjukkan adanya ekspektasi permintaan yang masih terjaga, meski ekonomi global sedang diuji.
Dari sisi arus modal, investor asing masih tercatat sebagai penjual bersih di pasar ekuitas India, dengan aksi jual sekitar Rs 1.114 crore.
Namun, kondisi ini diimbangi oleh peran investor institusional domestik yang justru membeli saham senilai Rs 3.869 crore. Dukungan dari dalam negeri ini menjadi penopang penting bagi stabilitas pasar.
Secara sektoral, tidak semua kabar datang negatif. Saham logam non-ferrous mencatat kenaikan signifikan hingga 5,48 persen, disusul sektor elektronik yang naik 2,76 persen. Saham semen juga menguat 1,87 persen, sementara sektor komoditas secara keseluruhan naik 1,85 persen. Ini menunjukkan bahwa peluang tetap ada, bahkan saat indeks utama bergerak fluktuatif.
Artikel Terkait
Didukung BRI, Batik Malessa Solo Tembus Bandara hingga Pameran Luar Negeri
Batik Malessa, Rumah Harapan Perempuan Solo yang Menggerakkan Ekonomi Keluarga
Sidak Desa Cianting Utara, Wakil Bupati Purwakarta Abang Ijo Geram Banyak Staf Tak Masuk Jam Kerja
Sidak Wakil Bupati di Sukatani Bongkar Masalah Disiplin Perangkat Desa Canting Utara
Daftar Lengkap HP Xiaomi, Redmi, dan POCO yang Kebagian Update HyperOS 3 per Desember 2025
Viral Sidak Wakil Bupati Purwakarta, Ini Pesan Keras Abang Ijo Soal Pelayanan Desa
GMNI Nilai Propemperda DPRD Purwakarta Berisiko Jadi Produk Administratif, Bukan Solusi Rakyat
HyperOS 3 Xiaomi Resmi Meluncur, Ini Fitur Unggulan HyperIsland dan AI yang Bikin HP Makin Pintar
David Nurbianto Soroti Darurat Sampah Ciputat, Warganet Ikut Bersuara Soal Lingkungan Tangsel
Update HyperOS 3 Bertahap hingga 2026, Ini Jadwal Resmi Xiaomi dan Alasan Tidak Serentak