Gelombang Balik Carry Trade Yen: Sinyal Baru dari Jepang yang Mengguncang Pasar Global

photo author
- Kamis, 11 Desember 2025 | 15:10 WIB
Ilustrasi Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) Anjlok (Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) Anjlok (Unsplash/Austin Distel)

PURWAKARTA ONLINE - Kenaikan imbal hasil obligasi Jepang memicu pembalikan carry trade yen dan mengguncang pasar negara berkembang. Kenali dampaknya serta strategi aman untuk menghadapi perubahan ini.

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10 tahun yang kini berada pada level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir menjadi titik balik yang jarang terjadi.

Perubahan ini bukan hanya cerita ekonomi Tokyo, tetapi sinyal penting bagi seluruh pasar global, termasuk negara berkembang seperti India.

Selama hampir dua dekade, Jepang dikenal sebagai sumber pendanaan termurah di dunia. Suku bunga yang sangat rendah membuat investor global meminjam dalam yen dan menanamkan dana tersebut ke pasar dengan imbal hasil lebih tinggi.

Strategi ini dikenal sebagai carry trade yen, dan tanpa banyak sorotan, ia ikut menopang keberanian investor mengambil risiko di seluruh dunia. Namun momentum itu mulai berubah.

Baca Juga: BLT Dana Desa di Sumbersari Cair, Rp72 Juta Digelontorkan untuk 20 KPM Selama 2025

Jepang Mengubah Permainan Global

Dengan naiknya imbal hasil obligasi pemerintah Jepang, biaya meminjam yen menjadi lebih mahal. Yen juga mulai menguat.

Dua hal ini membuat carry trade menjadi kurang menarik. Ketika keuntungan menyusut dan risiko bertambah, investor biasanya menutup posisi dan membawa pulang modal mereka.

Efeknya terasa luas, terutama pada aset di negara berkembang. India menjadi salah satu pasar yang perlu mengawasi dinamika ini.

Dampak Potensial bagi India

Pembalikan carry trade yen dapat memicu beberapa gejolak jangka pendek, di antaranya:

  • Arus keluar investor asing dari saham dan obligasi India
  • Tekanan terhadap nilai tukar rupee karena dana global kembali ke yen
  • Kenaikan volatilitas pada saham berkapitalisasi kecil dan menengah
  • Meningkatnya sentimen penghindaran risiko di seluruh pasar negara berkembang

Situasi ini tidak mencerminkan kelemahan ekonomi India, tetapi menunjukkan seberapa kuat pengaruh Jepang terhadap pergerakan modal global.

Baca Juga: BRI Jadi Motor Inklusi Disabilitas, Pelatihan hingga Penguatan UMKM di Sulawesi Selatan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dadan Hamdani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X