Masjid ini pada awalnya dibangun dengan bentuk bangunan panggung tradisional yang sederhana, bertiang kayu, berdinding anyaman bambu, beratap rumbia dan dilengkapi sebuah kolam besar sebagai tempat mengambil air wudhu.
Baca Juga: Produksi Kendaraan Listrik (EV) China terancam penarikan subsidi dan krisis semikonduktor!
Air kolam ini berfungsi juga sebagai sumber air untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di daerah Alun-Alun Bandung pada tahun 1825.
Setahun setelah kebakaran, pada tahun 1826 dilakukan perombakkan terhadap bangunan masjid dengan mengganti dinding bilik bambu serta atapnya dengan bahan dari kayu.
Perombakan dilakukan lagi tahun 1850 seiring pembangunan Jalan Groote Postweg (kini Jalan Asia Afrika).
Masjid kecil tersebut mengalami perombakkan dan perluasan atas instruksi Bupati R.A Wiranatakusumah IV atap masjid diganti dengan genteng sedangkan dindingnya diganti dengan tembok batu-bata.
Baca Juga: 5 Makanan Pereda Stres, catat! Suatu hari kamu pasti butuh
Kemegahan Masjid Agung Bandung waktu itu sampai-sampai di-abadikan dalam lukisan pelukis Inggris bernama W Spreat pada tahun 1852.
Dari lukisan tersebut, terlihat atap limas besar bersusun tiga tinggi menjulang dan mayarakat menyebutnya dengan sebutan bale nyungcung.
Kemudian bangunan masjid kembali mengalami perubahan pada tahun 1875 dengan penambahan pondasi dan pagar tembok yang mengelilingi masjid.
Seiring perkembangan zaman, masyarakat Bandung menjadikan masjid ini sebagai pusat kegiatan keagamaan yang melibatkan banyak umat seperti pengajian, perayaan Muludan, Rajaban atau peringatan hari besar Islam lain bahkan digunakan sebagai tempat dilangsungkan akad nikah.
Baca Juga: WAJAH Pelaku Penculik Anak di Jakpus sudah teridentifikasi, sekarang DPO!
Sehingga pada tahun 1900 untuk melengkapinya sejumlah perubahan pun dilakukan seperti pembuatan mihrab dan pawestren (teras di samping kiri dan kanan).
Kemudian pada tahun 1930, perombakan kembali dilakukan dengan membangun pendopo sebagai teras masjid serta pembangunan dua buah menara pada kiri dan kanan bangunan dengan puncak menara yang berbentuk persis seperti bentuk atap masjid sehingga semakin mempercatik tampilan masjid.
Konon bentuk seperti ini merupakan bentuk terakhir Masjid Agung Bandung dengan kekhasan atap berbentuk nyungcung.
Artikel Terkait
GEMPA TERKINI di Laut Selatan Jawa, Terasa Sampai Sukabumi, Cianjur, Bandung dan Purwakarta!
GP Ansor Kota Bandung Serahkan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Gempa Bumi Cianjur
1 Jam, waktu tempuh Jakarta-bandung dengan kereta ai cepat yang terkoneksi LRT dan KA Feeder!
Diduga BOM BUNUH DIRI, Polsek Astana Anyar Bandung meledak!
Polisi rilis terduga wajah pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung!
Kecelakaan kereta di Bandung, korban tewas dan luka berat!
70 Orang dari SKK Migas Wilayah Sumbagsel Smabangi Kantor Promedia Teknologi Indonesia di Bandung!
Netizen Gatal, Koreksi Tulisan di Gapura Menuju Kota Bandung
Diduga Si Kebaya Hijau, ternyata Rena Dyana adalah Orang Bandung!
Makam Para Bupati Bandung, Wisata Sejarah di Kota Bandung!