Wisata Tanjung Piayu batam, disini Aroma Ikan Bakar Kembali Menyeruak!

- Senin, 7 November 2022 | 08:00 WIB
Wisata Tanjung Piayu, Batam
Wisata Tanjung Piayu, Batam


PURWAKARTA ONLINE, Batam - Dengan santai Willy Khoo dan Cathy Sheah memasuki kabin kapal Ferry Batam Fast yang bersandar di dermaga Pelabuhan Batam Center, Sekupang. Suami istri ini baru saja mengakhiri liburan akhir pekan mereka di Batam untuk kembali ke Singapura, pada Minggu (11/9/2022). Masing-masing membawa tas punggung ukuran sedang. Sebuah tas belanja besar ditenteng Willy.

"Isinya macam-macam. Ada mie instan, biskuit, kue lapis, manisan, ikan teri, kopi, sabun, deterjen, dan teh Prendjak titipan dari ibu mertua," kata Willy Koo, sambil tertawa. Reputasi Teh Prendjak yang diproduksi di Tanjungpinang, Bintan, dengan cita rasa Melayu, bisa menyeberang sampai Singapura dan Malaysia.

Willy dan Cathy adalah wajah orang kebanyakan di Singapura. Willy seorang pekerja konstruksi dan Cathy seorang staf pemasaran perusahaan properti. Dua anak mereka sudah mentas. Pasangan ini sesekali berakhir pekan di Batam guna melepaskan diri dari hari-hari yang melelahkan di Singapura. "Pascapandemi, kami sudah dua kali datang ke Batam dan sekali di Pantai Lagoi Bintan. Selama pandemi kami terkurung," kata Willy.

Baca Juga: Pendidikan Guru Penggerak dan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Batam ibaratnya hanya sepelemparan batu dari Singapura. Jarak terdekat dari pantai ke pantai 20 km. Dari dermaga Tanah Merah di Harbour Bay Singapura ke Pelabuhan Batam Center di Sekupang, sejauh 25 km, hanya diperlukan waktu 55 menit bila arus laut tenang. Bisa bertambah 10 menit bila arus lautnya bergolak. Cukup singkat. Pemberangkatan dari Tanah Merah terjadi setiap jam.

Tidak heran bila Batam menjadi (salah satu) pilihan warga Singapura melewatkan akhir pekan. Dari 2,86 juta wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Kepulauan Riau (Kepri) pada 2019, ada 68 persen (1,95 juta) dengan tujuan Batam. Dari jumlah itu, 48.5 persen ialah warga Singapura, 10,7 persen dari Malaysia, 10 persen dari Tiongkok, 5,25 persen dari India, dan selebihnya dari berbagai negara. Besarnya arus wisatawan ini relatif rata, dengan kenaikan pada Oktober–Desember.

Namun seperti kisah Willy dan Cathy, selama masa pandemi 2020 dan 2021, arus wisman ke Batam anjlok. Baru sejak Mei 2022 arus wisman kembali menguat dan dunia pariwisata Batam menggeliat. Pada April masih 8.000-an wisman yang datang, kemudian berturut-turut ke-16.700 pada Mei, lalu 39,7 ribu pada Juni, meningkat ke-57 ribu pada Juli. Pada Agustus mencapai 75 ribu dan diperkirakan sudah mendekati 90-100 ribu pada September 2022.

Baca Juga: Di Turnamen Badminton Hylo Open 2022 Jerman, Ginting Gasak Tanpa Ampun Mantan Juara Dunia!

Geliat wisman itu pun terlihat dari lalu lalang pelancong di Pantai Nongsa dan Pantai Ocrina Park di kawasan Batam Center, yang dikepung hotel-hotel berbintang dan apartemen sewaan. Kehadiran pelancong itu juga terlihat di kedai-kedai kopi, kafe, restoran, rumah makan seafood, dan tempat-tempat perbelanjaan.

Pelabuhan feri di Batam Center dan Pelabuhan Nongsa juga tampak lebih ramai dengan lalu lalang kapal dari Singapura dan Malaysia. Dari Pelabuhan Stulang Johor Bahru, ada dua atau tiga kali trip setiap hari dengan waktu tempuh 2–2,5 jam. Harga tiket SingapuraBatam (ulang alik) sekitar Sing$ 70 (sekitar Rp700 ribu). Sedangkan yang dari Pelabuhan Stulang Johor sekitar Rp800.000 (pp).

Dalam jumlah yang relatif lebih kecil, wisman datang melalui pintu Bandara Hang Nadim, utamanya dari Kuala Lumpur dan Darwin Australia. Adapun tamu-tamu dari Tiongkok, India, Filipina, Jepang, Korea Selatan, dan Eropa, umumnya masuk ke Batam melalui Singapura. Sebagian mereka adalah ekspatriat di Singapura. Seperti ke kota lain di Indonesia, untuk masuk ke Batam para pelancong itu hanya perlu menunjukkan sertifikat (digital) vaksinasi primer dan sekali booster.

Baca Juga: 7 pose seksi Jessica Iskandar!

Pariwisata Batam sudah menggeliat pulih. Spot-spot wisata yang menjadi favorit wisatawan asing dan domestik semakin ramai. Di akhir pekan, rombongan wisatawan terlihat cukup ramai di sekitar Jembatan Barelang yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Galang. Sejumlah perahu motor tampak mengelilingi pulau-pulau kecil di seputar Batam, utamanya Pulau Belakang Padang. Di sana mereka, menyaksikan kampung nelayan dengan rumah-rumah panggung dari kayu khas masyarakat Melayu.

Wisata kuliner juga menjadi salah satu daya tarik Batam. Deretan rumah makan yang menyajikan hidangan seafood berjajar di Tanjung Piayu. Bara arang di atas anglo bakaran terlihat dari jalanan dan aroma ikan bakar pun menyeruak sampai ke tepian pantai.

Yang ingin berbelanja busana dengan mode mutakhir dan tas-tas nonbranded, kain-kain etnik, bahkan barang elektronik bisa merapat ke pusat perdagangan Nagoya. Di sekitar sana juga ada kedai-kedai yang menyajikan teh tarik, nasi lemak, sup ikan, yong tahu, bubur ayam, lontong sayur, hingga roti prata.

Halaman:

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Indonesia.go id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

5 Cara mengembangkan bisnis Desa Wisata!

Jumat, 10 Februari 2023 | 09:55 WIB
X