PURWAKARTA ONLINE - Nama Imas Masitoh kini mencuat sebagai sosok pemberani di tengah skandal suap Pilkada Purwakarta yang mengguncang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sebagai Ketua PAC PDIP Kecamatan Kiarapedes, Imas menjadi salah satu penggerak utama dalam mengungkap dugaan aliran dana suap yang melibatkan Ketua DPC PDIP Purwakarta dan empat anggota fraksi PDIP di DPRD.
Bersama 16 PAC lainnya, Imas tak gentar melaporkan kasus ini ke DPP PDIP di Jakarta pada 11 Februari 2025.
Mereka menuntut tindakan tegas terhadap para pelaku yang diduga menerima suap untuk mengalihkan dukungan pada Pilkada 2024.
Baca Juga: Jadwal Cuti Bersama 2025 dan Libur Sekolah Awal Ramadhan
"Dengan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Ketua DPC PDIP Purwakarta, kami meminta DPP mengambil tindakan tegas terhadap empat anggota Fraksi PDIP Purwakarta," tegas Imas dalam keterangannya, Minggu, 23 Februari 2025.
Imas menjelaskan, rapat PAC PDIP Kecamatan Cibatu telah menegaskan bahwa tindakan Ketua DPC PDIP dan empat anggota fraksi tersebut melanggar aturan partai dan bersifat inkonstitusional.
"Apa yang mereka lakukan merupakan pelanggaran berat terhadap SK DPP PDIP Nomor 1466/KPTS/DPP/VII/2024," ujarnya.
Laporan yang diterima menyebutkan, Ketua DPC PDIP Purwakarta diduga menerima suap sebesar Rp50 juta dari calon wakil bupati (Cawabup) AIH yang diusung partai lain.
Baca Juga: Paus Fransiskus dalam Kondisi Kritis, Ini yang Akan Terjadi Jika Beliau Meninggal
Sementara itu, empat anggota fraksi PDIP masing-masing menerima Rp20 juta, dan suami dari dua anggota fraksi turut menerima Rp5 juta per orang.
Imas menegaskan, laporan hasil rapat tersebut dibuat agar DPP PDIP segera melakukan pemeriksaan serius dan menindak tegas para pelaku jika terbukti bersalah.
"Apabila hal tersebut benar adanya, kami mohon keempat anggota fraksi PDIP tersebut segera ditindak sesuai aturan yang berlaku," tuturnya.
Perjuangan Imas dan rekan-rekannya di PAC PDIP Purwakarta menjadi bukti nyata komitmen mereka terhadap integritas partai.