Diduga Meninggal karena Kelebihan Dosis, Dr. Aulia Risma Lestari: Bunuh Diri atau Malpraktik?

PURWAKARTA ONLINE, Semarang – Kasus meninggalnya dr. Aulia Risma Lestari, seorang dokter muda yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip), menggemparkan publik.

Ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya, spekulasi pun merebak. Ada yang menduga bahwa Aulia mengakhiri hidupnya akibat perundungan (bullying) yang tak kunjung henti, sementara pihak keluarga membantah keras anggapan ini.

Fakta di Balik Kematian

Dr. Aulia ditemukan tewas dengan bekas suntikan obat anestesi di lengannya. Obat yang digunakan adalah Roculax, yang biasa dipakai untuk prosedur anestesi umum.

Dugaan bunuh diri muncul setelah polisi menemukan buku catatan harian milik Aulia di tempat kejadian, yang mengungkapkan keluhan-keluhan berat yang ia rasakan selama menjalani pendidikan spesialis.

Dalam buku tersebut, Aulia menulis, "Aku tidak sanggup lagi meneruskan siklus ini... Aku sudah sangat berusaha. Aku mohon, maafkan aku. Aku tidak sanggup lagi."

Tulisan ini menggambarkan betapa berat beban yang ia tanggung, baik secara fisik maupun mental.

Baca Juga: Keunggulan Suzuki S-Presso 2024: Desain Modern, Performa Handal, dan Fitur Canggih yang Memikat Pasar Otomotif

Keluarga Membantah Keras

Di tengah merebaknya berita bunuh diri, keluarga Aulia melalui kuasa hukum mereka, Susyanto SH MH, menolak keras klaim tersebut.

"Almarhumah meninggal dunia karena sakit, bukan karena bunuh diri. Beliau memiliki riwayat penyakit saraf kejepit yang sering kambuh saat kelelahan," ujar Susyanto.

Keluarga menduga bahwa dalam keadaan darurat, Aulia mungkin menyuntikkan obat anestesi untuk meredakan sakit yang luar biasa, namun sayangnya, dosis yang diberikan ternyata berlebihan.

Dugaan ini, meski belum terbukti secara pasti, semakin mengaburkan apa yang sebenarnya terjadi pada malam kematian Aulia.

Investigasi Berlanjut