Tahun 1706 Kopi Indonesia Diteliti di Amsterdam, Sejak Itulah Java Coffee Menjangkiti Dunia!

photo author
- Sabtu, 25 Januari 2025 | 17:00 WIB
Seorang wanita pemetik kopi jawa, sekitar tahun 1910. Sejarah awal kopi Indonesia yang dimulai dari bantaran Ciliwung hingga menjadi primadona di Eropa pada abad ke-18. (KITLV/1402882/Kleingrothe, C.J./Medan)
Seorang wanita pemetik kopi jawa, sekitar tahun 1910. Sejarah awal kopi Indonesia yang dimulai dari bantaran Ciliwung hingga menjadi primadona di Eropa pada abad ke-18. (KITLV/1402882/Kleingrothe, C.J./Medan)

PURWAKARTA ONLINE, Legokbarong - Pada tahun 1706, kopi yang tumbuh di bantaran Sungai Ciliwung, Jawa, mulai menarik perhatian pemerintah kolonial Belanda.

Bibit kopi dari daerah ini dikirim ke kebun botani di Amsterdam untuk diteliti.

Hasilnya, kopi asal Jawa terbukti berkualitas tinggi, membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi salah satu produsen kopi terbaik dunia.

Ekspor Perdana dan Rekor Harga

Lima belas tahun kemudian, tepatnya pada 1711, Bupati Cianjur, Raden Aria Wira Tanu III, mencatat sejarah dengan mengapalkan 4 kuintal kopi ke Amsterdam.

Pengiriman perdana ini memecahkan rekor harga lelang, membuktikan kualitas unggul kopi Indonesia.

Keberhasilan ini menarik perhatian para bangsawan Eropa, termasuk Raja Louis XIV dari Prancis.

Baca Juga: Istana Bantah Video Viral Mayor Teddy Hormat ke Aguan, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya!

Permintaan Raja Louis XIV

Pada 1714, Raja Louis XIV meminta benih kopi arabika tipika dari Wali Kota Amsterdam, Nicolaes Witsen.

Kopi ini kemudian ditanam di kebun raya Jardin des Plantes di Paris.

Tidak hanya berhenti di situ, benih kopi Jawa juga menyebar ke koloni Prancis di Karibia dan menjadi cikal bakal varietas kopi terkenal seperti Blue Mountain di Jamaika.

Mendunia dengan Nama Java Coffee

Pada 1726, sekitar 2.145 ton kopi dari Jawa membanjiri pasar Eropa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Wikipedia, Jurnal Ilmiah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X