Kopi, Warisan Kolonial yang Mengakar di Indonesia

photo author
- Sabtu, 25 Januari 2025 | 12:00 WIB
Pian Ahmad Sopian, anggota Kelompok Tani Barong Mulya sedang panen kopi arabika di Desa Pusakamulya, Kiarapedes, Purwakarta, Jawa Barat (29/5/2020). (Dok. Barong Mulya)
Pian Ahmad Sopian, anggota Kelompok Tani Barong Mulya sedang panen kopi arabika di Desa Pusakamulya, Kiarapedes, Purwakarta, Jawa Barat (29/5/2020). (Dok. Barong Mulya)

PURWAKARTA ONLINE, Legokbarong - Indonesia, dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, ternyata memiliki sejarah panjang yang berawal dari kolonialisme.

Kopi bukan tanaman asli Indonesia.

Pada akhir abad ke-16, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) membawa tanaman kopi Arabika ke Nusantara untuk menghancurkan monopoli Arab atas perdagangan kopi dunia.

Awalnya, bibit kopi ditanam di sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi, dan Bogor.

Melihat tingginya permintaan, pemerintah kolonial Belanda memperluas perkebunan ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, dan Sulawesi.

Baca Juga: Merembet Ke Kasus Pagar Laut, Video Viral Hormat ke Aguan, Istana Angkat Suara, Selengkapnya!

Seiring perkembangan, kopi menjadi komoditas ekspor utama, mendorong pembangunan infrastruktur seperti jalan dan rel kereta api untuk mengangkut kopi ke pelabuhan ekspor.

Namun, akhir abad ke-19 menjadi masa sulit bagi industri kopi.

Perkebunan kopi di Indonesia, Sri Lanka, dan Malaysia terserang hama kopi yang menghancurkan sebagian besar tanaman.

Belanda kemudian mengimpor varietas kopi Liberica, tetapi tanaman ini juga tak bertahan lama.

Sebagai solusi, varietas Robusta yang tahan hama diperkenalkan dan hingga kini mendominasi 90% produksi kopi nasional.

Baca Juga: Manja Mooy, Penyanyi Berbakat NTT yang Menginspirasi Dunia Musik

Pasca kemerdekaan, banyak perkebunan ditinggalkan atau diambil alih oleh petani kecil.

Ironisnya, kopi terbaik Indonesia lebih banyak diekspor, sementara masyarakat lokal mengonsumsi kopi kualitas kedua.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Sumber: Jurnal Ilmiah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X