PURWAKARTA ONLINE - Universitas Bandung (UB) tengah menghadapi krisis keuangan yang berpotensi mengganggu kelangsungan operasional kampus. Lambatnya pembayaran gaji dosen dan staf, serta masalah utang yang membengkak, menjadi isu utama yang sedang diperjuangkan oleh pihak yayasan.
Biaya operasional yang mencapai Rp400 juta setiap bulan dan utang yang menumpuk, UB menghadapi ancaman penutupan yang dapat berdampak besar bagi mahasiswa.
Apa yang sebenarnya terjadi di balik krisis keuangan UB dan bagaimana dampaknya bagi mahasiswa? Simak ulasan lengkapnya.
Penyebab Krisis Keuangan di Universitas Bandung
Ketua Yayasan Bina Administrasi (YBA), Uce Karna Suganda, menjelaskan bahwa lambatnya pembayaran gaji di UB disebabkan oleh kondisi keuangan yang kritis.
Penutupan tiga program studi (prodi) di Fakultas Administrasi dan Bisnis membuat sumber pendapatan kampus semakin terbatas.
Baca Juga: 700 KM Bermotor ke Purwakarta Nagih Utang Demi Kemoterapi Anak!
Meski Fakultas Teknik dan Kesehatan masih dapat mengandalkan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dari mahasiswa, namun dana tersebut belum mencukupi untuk menutupi pengeluaran bulanan yang besar.
Kondisi semakin parah sejak April 2023, ketika yayasan terpaksa mengumpulkan dana darurat sekitar Rp630 juta dengan cara menjual aset seperti mobil dan merencanakan penjualan gedung kampus 1 di Cipagalo.
Uce Karna Suganda mengungkapkan, penutupan kampus bisa terjadi jika kondisi keuangan tidak segera membaik, namun dia tetap berkomitmen mempertahankan kampus.
Solusi untuk Mengatasi Krisis Keuangan
Dalam upaya mencari solusi, pihak yayasan tengah mencoba mencari investor atau pihak yang berminat untuk mengalih kelola Universitas Bandung.
Jika berhasil, alih kelola ini bisa membawa perubahan positif, termasuk memperkenalkan konsep Universitas Bandung International (UBI), hasil kerjasama dengan yayasan lain, seperti yayasan Go Internasional.
Baca Juga: Siapa Tri Nurtaufan? Disebut Sebagai Direktur Utama di Balik Hotel Aruss Semarang
Artikel Terkait
Gejala dan Risiko Infeksi Human Metapneumovirus (HMPV) yang Harus Diwaspadai
Cara Mencegah dan Mengelola Infeksi Human Metapneumovirus (HMPV)
Siapa Tri Nurtaufan? Disebut Sebagai Direktur Utama di Balik Hotel Aruss Semarang
Buruh Kota Cirebon Kecewa, UMSK Tak Diusulkan dalam Rapat Pleno Dewan Pengupahan
Pendapatan Pajak Purwakarta 2024 Capai 81,50%, Melampaui Rekor Empat Tahun Terakhir
Indonesia Terancam Bencana Akibat Perubahan Iklim: Peringatan dari PBB untuk Masa Depan
Pemecatan Shin Tae-yong: Timnas Indonesia Harus Lebih Bagus Lagi di Tangan Pelatih Baru
Purwakarta Darurat PMK! Wabah Mengancam Peternakan Lokal
Perang Rusia-Ukraina: 15.000 Tentara Ukraina Tewas dalam 5 Bulan Terakhir, Dampak Konflik di Tahun Ke-1.048
700 KM Bermotor ke Purwakarta Nagih Utang Demi Kemoterapi Anak!