Rp 100 Ribu Pertama Dicetak pada 1 November 1999, Inilah Sejarah dan Fakta Menarik di Baliknya

photo author
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 13:39 WIB
Uang Rp 100 ribu tahun 1999 (Purwakarta Online)
Uang Rp 100 ribu tahun 1999 (Purwakarta Online)

Baca Juga: Profil Ciska Wihardja: Istri Tom Lembong di Tengah Sorotan Kasus Impor Gula

Bank Indonesia harus mencetak uang pecahan ini di Australia karena keterbatasan kemampuan cetak dalam negeri pada waktu itu.

Note Printing Australia (NPA), sebuah lembaga di bawah Bank Sentral Australia, menjadi tempat produksi uang kertas Rp 100 ribu ini.

Kenapa Polimer?

Krisis ekonomi Asia membuat BI mengalami kelangkaan uang, sehingga BI terpaksa mencetak uang di luar negeri.

Polymer dipilih sebagai material utama karena memiliki banyak keunggulan: lebih tahan lama, sulit dipalsukan, dan usianya hingga empat kali lipat lebih panjang daripada kertas katun.

Baca Juga: Dedi Kusnandar Ingin Raih Kemenangan Lagi!

Masa Edar Uang Rp 100 Ribu dan Perubahan Desain

Uang kertas Rp 100 ribu emisi 1999 bertahan cukup lama hingga akhirnya ditarik dari peredaran pada 30 Desember 2013.

Pada 2004, BI memperkenalkan desain baru, diikuti dengan inovasi pengaman uang, agar lebih mudah dikenali terutama oleh tunanetra.

Pada tahun 2016, uang Rp 100 ribu kembali mengalami perubahan.

Selain tampil lebih elegan, desain baru ini mencantumkan gelar kehormatan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.

Tidak hanya itu, uang edisi ini juga memperlihatkan kebudayaan Indonesia dengan ikon seperti Tari Topeng, Raja Ampat, dan Bunga Anggrek Bulan, membuat uang Rp 100 ribu semakin beridentitas nasional.

Baca Juga: Manfaat Kesehatan Rumput Laut: Superfood untuk Jantung dan Kesehatan Tubuh

Fitur Keamanan yang Mutakhir

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X