Fakta Perang Bubat! Terkuak dari Kitab Pararaton dan Carita Parahyangan

photo author
- Minggu, 8 September 2024 | 06:05 WIB
Ilustrasi Perang Bubat di Taman Citra Resmi, Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta. (ISTIMEWA)
Ilustrasi Perang Bubat di Taman Citra Resmi, Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta. (ISTIMEWA)

Ketegangan inilah yang akhirnya memicu terjadinya Perang Bubat.

Namun, yang menarik, menurut Asisi, adalah perbandingan dengan narasi lain di Pararaton yang juga menceritakan tentang Dara Petak dan Dara Jingga, putri dari Melayu yang diserahkan ke Majapahit.

Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah pernikahan antara kerajaan ini benar-benar bagian dari strategi politik atau hanya bagian dari narasi sastra yang dibuat belakangan?

Baca Juga: Batalnya Seminar Internasional Klan Baalwi, Tekanan Kuat atau Keputusan Bijak?

Pengaruh Narasi Kolonial

Mas Asisi juga mengangkat teori lain yang menarik.

Beberapa kalangan berpendapat bahwa cerita tentang Perang Bubat diperbesar oleh narasi kolonial Belanda untuk mencegah persatuan antara Jawa dan Sunda.

Mitos bahwa orang Jawa dan Sunda dilarang menikah dianggap sebagai hasil dari politik devide et impera yang diterapkan oleh Belanda selama masa penjajahan.

Dengan menanamkan kebencian dan prasangka antar etnis, Belanda berharap dapat menjaga dominasi mereka atas Nusantara.

"Narasi tentang Perang Bubat sangat berpotensi sebagai alat politik untuk memecah belah Nusantara," ujar Asisi.

Hal ini memberikan sudut pandang baru terhadap bagaimana kita memandang peristiwa ini.

Bukan hanya sebagai konflik antara dua suku, tetapi juga sebagai bagian dari sejarah panjang perjuangan melawan penjajahan dan upaya untuk menyatukan Nusantara.

Baca Juga: Langkah Jack Ma Memulai Bisnis Internet Alibaba dari Nol

Kembali ke Interpretasi

Apakah Perang Bubat benar-benar terjadi atau hanya mitos, jawabannya masih menjadi perdebatan hingga kini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Enjang Sugianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X